Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tajuk Tamu Tribun Manado

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan, Sebuah Problema

Karena kalau masyarakat kita menjadi manja, sering ke dokter untuk berobat, maka itu akan memengaruhi pengeluaran keuangan BPJS

TRIBUN MANADO/FERNANDO LUMOWA
Suasana pelayanan peserta JKN-KIS di kantor BPJS Kesehatan Cabang Manado, Selasa (21/08/2019). 

Sebagai gantinya, negara perlu menghadirkan pelayanan terbaik bagi masyarakat dengan menekankan kualitas pelayanan terbaik. Semua sumber daya kesehatan harus digunakan semaksimal mungkin untuk melayani rakyat, sehingga mereka tidak merasa membayar iuran itu adalah sebuah kesia-siaan.

Kompetensi tenaga kesehatan pada FKTP perlu ditingkatkan supaya tidak selalu merujuk pasien yang boleh mereka tangani. Puskesmas tidak boleh dengan seenaknya mengeluarkan surat rujukan ke rumah sakit padahal masalah kesehatan masih bisa mereka tangani.

BPJS Ketenagakerjaan Manado Gandeng Kejaksaan, Perusahaan Penunggak Iuran Bersiap Berurusan Hukum

Rumah sakit juga tidak boleh melakukan fraud untuk mencari untung sendiri, sehingga memberatkan BPJS Kesehatan dalam pembayaran klaim. Harus ada konsepsi bersama tentang definisi diagnosis penyakit antara BPJS dan para pelaku kesehatan seperti dokter, supaya tidak menjadi misinterpretasi dan mismanajemen dalam pelayanan kepada publik.

Tanggung jawab Masyarakat

Masyarakat kita sudah seharusnya membantu pemerintah, apalagi masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi yang cukup baik, dalam hal ini khusus para pekerja non-formal yang harus membayar iuran secara mandiri. Mereka dituntut untuk berpartisipasi secara lebih baik dengan menunaikan kewajiban membayar iuran.

Kita perlu mendorong masyarakat kita untuk merasa bertanggung jawab menjaga kesehatannya sendiri dengan jalan memahami perannya sebagai warga negara untuk hidup lebih sehat, agar tidak akan ada banyak persoalan kesehatan yang dialami sehingga memberatkan keuangan negara.

BPJS TK Manado Sosialisasikan Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja dan K3 ke Perusahaan di Sulut

Negara tidak memiliki kewajiban menanggung semua beban kesehatan rakyatnya, sehingga harus dibantu oleh warganya dengan cara membayar iuran maupun menjaga dirinya supaya tetap sehat.

Ada begitu banyak program pemerintah yang berusaha melindungi masyarakat supaya tidak sakit, tapi masyarakat harus proaktif mendukung program itu. Sekarang ini pendekatan Germas atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat perlu untuk didukung guna menyerang sumber utama angka kesakitan yaitu 3 poin utama yaitu dengan aktif bergerak, makan makanan bergizi dan cek kesehatan.

Kita perlu mendorong lebih banyak lagi perilaku sehat dari warga negara untuk membantu negara.

Masyarakat sendiri tidak boleh dengan seenaknya berpikir jika memiliki kartu BPJS lalu kapan saja bisa berobat padahal masih bisa menangani persoalan kesehatannya dengan tidak datang ke fasilitas kesehatan.

Kantor BPJS Kesehatan Ramai pada Senin dan Selasa, Ini Alasan Warga yang Datang!

Karena kalau masyarakat kita menjadi manja, sering ke dokter untuk berobat, maka itu akan memengaruhi pengeluaran keuangan BPJS. Sakit seperti flu, seharusnya tidak perlu ke dokter tapi cukup istirahat; hanya batuk dan nyeri sedikit tidak perlu juga ke dokter tapi bisa ditangani dengan penanganan awal yang sederhana dengan mengonsumsi vitamin lewat buah-buahan dan sayur-sayuran. Intinya menjadi dokter bagi dirinya sendiri.

Karena salah satu persoalan paling pelik dalam defisit BPJS adalah terlampau banyak orang berobat sampai harus mengonsumsi obat-obatan yang seharusnya tidak diperlukan tubuh (konsep preventif), sehingga setiap butir pil obat yang dikonsumsi akan ditanggung oleh BPJS.

Bisa dibayangkan kalau paradigma berpikir orang Indonesia adalah paradigma sakit, bukan paradigma sehat. Tidak semua gejala penyakit perlu intervensi medis tapi hanya ditangani sendiri oleh masyarakat.

BPJS Kesehatan Jamin Gangguan Mental

Di negara-negara maju, dokter di sana terkenal pelit memberikan resep obat karena mereka tahu mana penyakit-penyakit yang perlu diberikan obat dan mana yang tidak, dan dalam banyak kasus masyarakat seharusnya tidak mendapatkan obat dan tidak seharusnya meminta obat karena memang tidak diperlukan.

Cara masyarakat memandang kesehatan dirinya akan menjadi pembeda dalam mengatasi persoalan kesehatan masyarakat, sehingga semua bentuk pembiayaan kesehatan akan menjadi lebih mudah dan murah, termasuk mengatasi persoalan defisit BPJS yang ada saat ini. Kita tidak perlu menghadapi persoalan BPJS lebih rumit, seandainya paradigma kita diubah menjadi benar. (*)

Bagaimana Caranya Mendapatkan Kartu Jamkesda?

Finalis Putri Pariwisata Minta Maaf: Hanya Mucikari Jadi Tersangka Prostitusi

Wow, Saya Merasa Nadiem Out of The Box: Para Guru Tak Mengira Bos Gojek Jadi Mendikbud

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved