Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Opini

Kebudayaan Sebagai Kekuatan Pariwisata

Kebudayaan, dalam berbagai bentuknya seperti seni, tradisi, adat istiadat, dan situs bersejarah, menjadi daya tarik utama wisatawan

Dokumentasi Pribadi
Ambrosius M Loho S.Fils, M.Fil Dosen Fakultas Pariwisata Universitas Katolik De La Salle Manado Pegiat Filsafat dan Budaya Seni 

Oleh:
Ambrosius M Loho S.Fils, M.Fil
Dosen Fakultas Pariwisata Universitas Katolik De La Salle Manado
Pegiat Filsafat dan Budaya Seni

FENOMENA pariwisata telah muncul sejak awal manusia mulai melakukan perjalanan atau perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, yang ditandai dengan adanya perkembangan sesuai dengan pola hidup sosial budaya yang terjadi pada masyarakat itu sendiri. Perjalanan yang dilakukan manusia menyebabkan munculnya kebutuhan serta dorongan motivasi yang harus dipenuhi dalam hidup manusia, sehingga terjadilah peningkatan peradaban manusia dalam melakukan perjalanan dan terpenuhinya kebutuhan yang semakin kompleks. Tujuan dan motivasi dalam melakukan perjalanan berbeda-beda dari masa ke masa berdasarkan perkembangan dari aspek sosial budaya, ekonomi dan lingkungan masyarakat. (Suwena & Widyatmaja, 2017).

Sejalan dengan fakta itu, pariwisata juga merupakan kegiatan yang bertujuan untuk bersenang-senang atau mengisi waktu luang dan bersantai, adapun tujuannya untuk studi, melakukan kegiatan keagamaan, kegiatan olahraga, yang dapat memberikan keuntungan baik secara fisik maupun secara psikis bagi para pelaku pariwisata (wisatawan) dengan jangka waktu yang pendek maupun dalam jangka yang panjang (Isdarmanto, 2017).

Dari dasar ini maka secara umum dapat dikatakan bahwa, pariwisata adalah aktivitas untuk mengunjungi suatu tempat untuk bersenang-senang, yang didasarkan pada pergerakan manusia di luar lingkungan tempat tinggal. Dengan itu pariwisata dianggap sebagai faktor yang menggerakkan manusia yang berada di dalam suatu daerah, kota, negara atau lintas batas internasional. Berdasarkan hal itu, aktivitas pariwisata semakin bergerak mendunia dan mendorong faktor-faktor lainnya yang tidak mengenal batasan politik, ideologis, geografis maupun budaya. Oleh karena itu, pariwisata juga bisa dikategorikan sebagai perjalanan manusia baik secara individu maupun berkelompok, untuk dapat bersenang-senang dan mendapatkan pengalaman menarik. 

Pariwisata di sisi tertentu cukup berkaitan erat dengan pemajuan kebudayaan. Pariwisata sebagai sebuah bidang ilmu yang bersifat terapan, tentu memerlukan penguatan dalam hal produk yang akan dibagikan kepada publik. Maka ketika menyentuh bagian itu, pariwisata sangat jelas terkait erat dengan pemajuan kebudayaan. Demikian juga dapat dikatakan bahwa kekuatan pariwisata tidak bisa tidak terletak pada kebudayaan. Kebudayaan, dalam berbagai bentuknya seperti seni, tradisi, adat istiadat, dan situs bersejarah, menjadi daya tarik utama bagi wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah. Pariwisata budaya dapat memberikan dampak positif, seperti pelestarian budaya dan peningkatan ekonomi lokal. 

Selanjutnya untuk membuktikan hal tersebut dapat dikatakan beberapa poin berikut: 

Kebudayaan sebagai daya tarik utama. Kebudayaan lokal, termasuk seni, tradisi, dan situs bersejarah, menjadi magnet yang menarik wisatawan untuk datang dan menjelajahi suatu daerah.

Selain itu, pariwisata memperkuat pelestarian budaya. Dalam konteks ini, pariwisata dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya lokal. Dengan adanya wisatawan, kesenian tradisional dan adat istiadat menjadi lebih sering ditampilkan dan dipelajari oleh masyarakat.
 
Demikian juga, pariwisata budaya dapat memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat setempat, seperti terciptanya lapangan kerja dan peningkatan pendapatan daerah. Hal itu tampak lewat pengembangan pariwisata budaya di Pali, dengan berbagai pertunjukan seni dan tradisinya, serta pariwisata di Yogyakarta yang berfokus pada budaya Jawa dan keraton. 

Akhirnya yang terpenting untuk memperkuat hal tersebut, maka harus dipikirkan sebuah upaya untuk pengembangan yang berkelanjutan. Pengembangan pariwisata berbasis budaya perlu dilakukan secara berkelanjutan dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan memperhatikan kelestarian lingkungan serta budaya lokal. Dengan demikian, kebudayaan bukan hanya sekadar aset wisata, tetapi juga kekuatan yang dapat mendorong pertumbuhan sektor pariwisata secara berkelanjutan. 

Oleh karena itu, gerakan di atas seirama dengan upaya pemajuan kebudayaan yang telah dijadikan perhatian utama pemerintah. Bahkan dalam Kongres Kebudayaan 2018 telah dipaparkan agenda strategis untuk pemajuan kebudayaan. Agenda strategis itu dapat disebutkan sebagai berikut: 

Pertama, menyediakan ruang bagi keragaman ekspresi budaya dan mendorong interaksi budaya untuk memperkuat kebudayaan yang inklusif. Kedua, melindungi dan mengembangkan nilai ekspresi dan praktek kebudayaan tradisional untk memperkaya kebudayaan nasional. Ketiga, mengembangkan dan memanfaatkan kekayaan budaya untuk memperkuat kedudukan Indonesia di dunia internasional. Keempat, memanfaatkan objek pemajuan kebudayaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kelima, memajukan kebudayaan yang melindungi keanekaragaman hayati dan memperkuat ekosistem. Keenam, reformasi kelembagaan dan penganggaran kebudayaan untuk mendukung agenda pemajuan kebudayaan. Ketujuh, meningkatkan peran pemerintah sebagai fasilitator pemajuan kebudayaan. (Lih. Indonesiana: Kilau Budaya Indonesia, Vol. 4 tahun 2018: 24-25). (*)

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved