Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Opini

Fenomena Pasca-Pilpres 2024, 'Orang Merasa Pintar, Tidak Tahu Akan Kebodahannya'

Hal ini membuat para 'elite politik haluan kiri' berusaha untuk mengunakan hak angket dengan tujuan yang tidak jelas.

Editor: David_Kusuma
Dok Pribadi
Dr Michael Barama SH MH 

Harus dipahami bahwa Indonesia bukan milik "kelompok atau partai politik" tertentu dan hal ini pasti nya susah dipahami betul oleh Jokowi.

"Saat ini dapat dikatakan terpilihnya Prabowo dan Gibran, karena rakyat bisa menilai bahwa sosok Prabowo merupakan sosok yang sudah "lunas", dalam pengertian di dalam hati Prabowo, sudah tidak ada rasa iri dengki dan rakus juga tidak ada dendam, yang tersisa dalam diri Prabowa adalah iklim sejuk menghadapi orang yang menghina, mencaci dia.

Walaupun orang yang mencaci, memojokkan dia pernah dibantunya ibarat "Air madu dibalas dengan air tuba".

Semua kebaikan yang dia lakukan, tidak perlu dipublikasikan termasuk menolong orang yang sudah diambang hukum mati tanpa perlu dipublikasikan.

Dalam Kitab Injil disebut:
Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.

Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” (Matius 6:3-4 TB)

Di negeri kincir angin ada hukum, yang disebut "Rechterilijke Pardon" (pemaafan hakim) merupakan sebuah konsep yang juga dianut oleh hukum Belanda, di mana hakim dapat memberikan pemaafan terhadap terdakwa.

Pemaknaan dari "Rechterilijke Pardon" bahwa dalam pertimbangan tertentu, hakim bisa memberikan maaf dan terdakwa dinyatakan bersalah meski tak dijatuhi hukuman.

Konsep ini dipakai oleh Prabowo dalam Debat Pilpres 2024 terakhir (4/2/2024) pada "closing statement" tersirat, bahwa dia bukan hanya memaafkan mereka yang sudah memberi angka 5 dan angka 11 dari 100, kepadanya.

#Tetapi sifat father's hand pada diri Prabowo terlihat jelas, di saat dirinya meminta maaf, jika ada tutur kata yang telah mengusik atau menyakiti hati.

Saya berpendapat bahwa hal ini menjadi salah satu faktor kemenangan yang diraih Prabowo - Gibran, menang dalam satu putaran (*)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved