Opini
Catatan Akhir Tahun: 'Matinya Demokrasi'
Begitu banyak fenomena yang terjadi di republik ini, yang menyerap energi anak bangsa untuk terlibat memberikan perspektif
Kita semua tentu saja berharap kekuatiran ada tren demokrasi kita akan kembali ke titik nol dan entah kapan dimulai lagi tidak benar-benar terjadi, asal saja semua orang di negeri ini bisa berpikir dengan baik, mengedepankan rasionalitas bukan emosional dalam memilih penguasanya. Kita sudah menuai konsekuensi karena nalar tidak berjalan, tapi karena money politic lebih dominan, maka kita sendirilah yang membangun para monster di negeri ini yang menghabisi semua uang rakyat dan membiarkan rakyatnya perlahan mati menggenaskan.
Pelajaran pentingnya, jangan pernah mendewakan pemimpin sebaik apapun dia, karena ada kemungkinan dia berubah mengikuti irama sejarah yang berulang. Dan kita perlu membaca ritme sejarah di banyak negara yang demokrasinya sudah mati dan akhirnya masyakatnya melarat dan terus bodoh karena tidak ada lagi orang yang berpikir kritis karena semuanya dibungkam dan ditinggalkan nelangsa.
Demokrasi harus terus dijaga agar masyarakat kita tetap sehat menjalankan panggilannya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Jangan halangi matahari yang bersinar karena ada kemungkinan kita akan terbakar kalau menghalanginya. Demokrasi adalah pilihan karena kita sudah memilih dan sepakat mendirikan bangsa ini. yang harus kita lawan adalah mereka yang menghancurkan demokrasi atas nama demokrasi. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.