Ancaman Zoonosis di Sulut
Kisah Tini Kondoj, Penjual Hewan Ekstrim Pasar Kawangkoan Minahasa, Jarinya Sering Digigit Kelelawar
Tini Kondoj mengaku sering digigit kelelawar hampir setiap hari dan jari-jarinya nyaris jadi santapan kelelawar yang mengamuk.
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
Dari pantauan Tribun Manado, di pasar Langowan ini kurang lebih terdapat 15 lapak yang menjual daging kelelawar dan bercampur dengan daging lainnya seperti babi hutan dan anjing.

Recky Lolong (39), pedagang daging ekstrem di Pasar Langowan, mengatakan sumber daging kelelawar yang dijual juga sama berasal dari Gorontalo dan Sulawesi Tengah.
Mereka mempunyai jaringan pemasok dan memiliki “bos” yang bisa dipesan dagingnya, dan jika terjadi kenaikan harga, maka itu biasanya berasal dari “bos”.
“Menjadi pedagang daging kelelawar cukup menjanjikan hasilnya. Sehari bisa laku puluhan kilogram. Hari biasa kadang habis 50 kilogram, hari libur bisa sampai 70 kilogram, sedangkan kalau ada perayaan seperti pengucapan, natal dan tahun baru, setiap penjual kelelawar bisa laku hingga 100 kilogram dalam beberapa jam saja,” ungkap Recky.
Sementara di Pasar Tomohon, yang lebih dulu terkenal dan banyak mendapat perhatian publik, kini sudah ada larangan menjual dan eksekusi anjing dan kucing secara langsung di depan pembeli.
Meski demikian, daging ekstrem yang diperjualbeikan masih bisa ditemui. Mulai dari anjing, tikus, ular piton, babi hutan hingga kelelawar dapat ditemui di Pasar Tomohon. Sumber daging kelelawar di pasar ini juga berasal dari Gorontalo dan daerah lainnya di Sulawesi. Namun harganya sedikit lebih mahal, berkisar antara 90 ribu rupiah-100 ribu rupiah perkilogram.
Dalam sebuah penelitian berjudul “Peran dan Fungsi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) dalam Menangani Kasus Perdagangan Daging Anjing di Indonesia” (Herzalia Maya, 2020), menjelaskan bahwa perdagangan dan konsumsi anjing memiliki dampak negatif, di antaranya adalah kesehatan dan psikologis anak.

Untuk kesehatan disebutkan bahwa anjing menjadi penular utama penyakit rabies di Indonesia, yakni sebesar 98 persen serta 2 persen berasal dari kucing dan monyet.
Selain itu, mengonsumsi daging anjing juga menyebabkan penyakit hipertensi, gangguan saluran pencernaan, juga menimbulkan penyakit kolera.
Sementara dampak terhadap psikologis anak dijelaskan dengan mencontohkan perdagangan daging anjing di Pasar Tomohon, yaitu penjagalan dilakukan dengan sangat kejam dan juga dilakukan di tempat yang sama dengan tempat penjualannya.
Pasar tersebut sangat ramai dikunjungi dari berbagai kalangan, baik muda ataupun tua, artinya bahwa kekejaman tersebut diperlihatkan pula kepada anak-anak. (Ind)
Baca Berita Lainnya di: Google News
Penerapan Konsep One Health di Tengah Kebiasaan Masyarakat Sulut Menjual dan Mengonsumsi Satwa Liar |
![]() |
---|
Ternyata Hanya 3 Hewan ini yang Dimakan Leluhurnya Orang Minahasa, Ular dan Kelelawar Tak Termasuk |
![]() |
---|
Masyarakat Sulut Konsumsi 12 Ribu Ekor Kelelawar per Hari, Pengucapan dan Natal Capai 100 Ribu Ekor |
![]() |
---|
Minahasa Berpotensi Jadi Daerah Penyebar Penyakit, Minum Saguer, Jual dan Makan Paniki Jadi Pemicu |
![]() |
---|
Ancaman Zoonosis di Balik Perdagangan dan Konsumsi Satwa Liar di Minahasa Sulawesi Utara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.