Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ancaman Zoonosis di Sulut

Penerapan Konsep One Health di Tengah Kebiasaan Masyarakat Sulut Menjual dan Mengonsumsi Satwa Liar

kasus hukum yang tarkait peredaran ilegal kelelawar belum ada yang sampai pada proses hukum di pengadilan.

Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
Dinkes Manado
broadcast soal virus nipah dari Dinas Kesehatan Manado, Sulawesi Utara 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Banyak sorotan diberikan kepada Provinsi Sulawesi Utara, khusus di Minahasa, yang terkenal dengan budaya konsumsi satwa liar; terutama kelelawar yang menjadi agen virus nipah. 

Meski di Indonesia belum terkonfirmasi kasus virus nipah, namun dengan melihat praktik ini di Sulut, tentu tdak bisa dipandang sebelah mata.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Manado, dr. Steven Dandel, mengatakan bahwa pihaknya telah menindaklanjuti Surat Edaran dari Direktorat Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI, tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Virus Nipah tertanggal 25 September 2023.   

"Sejak September Dinas Kesahatan Manado telah broadcast (mengirim pesan secara massal) kewaspaadan virus nipah sebagai tindaklanjut Surat Edaran dari Kemenkes tersebut," kata dokter yang juga mantan Jubir Covid Sulut, Kamis 19 Oktober 2023.

Dalam Surat Edaran Kementerian Kesehatan itu meminta kewaspadaan kepada masyarakat Indonesia terkait merebaknya kasus Infeksi virus nipah pada manusia  yang terjadi di India.

Surat edaran itu menjelaskan bahwa penyakit virus nipah merupakan penyakit emerging zoonotik yang disebabkan oleh virus nipah yang tergolong genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae. Penularan ke manusia melalui kontak langsung dengan orang ataupun hewan terinfeksi atau melalui makanan terkontaminasi oleh virus 

"Kita broadcast menggunakan media sosial dari Dinkes dan Puskesmas serta Rumah Sakit Pemerintah Kota Manado. Hal ini dilakukan karena hasil assessment resiko potensi penularan di Kota Manado dan Provinsi Sulawesi Utara  relatif tinggi karena budaya konsumsi masyarakat akan daging kelelawar," kata Steven Dandel.

Ia juga menyebut potensi atau lompatan transmisi penyakit zoonotik dari hewan ke manusia di Sulawesi Utara cukup tinggi, karena terkait budaya masyarakat Minahasa. Menurutnya ini harus diselesaikan lewat proses yang lebih kompleks melibatkan berbagai sektor terkait, seperti melibatkan proses legislasi, edukasi, dan kalau perlu sampai law enforcement (penegakan hukum).

Dandel juga menyebut potensi risiko kejadian lompatan penyakit hewan ke manusia tidak bisa dihitung lewat pemodelan matematika. Karena proses mutasi genetik virus itu tidak dapat diprediksi.

Kejadian di dalam penelitian virus di laboratorium seringkali tidak  sama dengan yang terjadi di alam.

Walau demikian, kesiap-siagaannya bisa dilakukan lewat berbagai strategi.

"Pertama, kita tingkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit zoonotik. Kedua, surveilans penyakit menular terintegrasi dengan surveilans penyakit pada hewan. Ketiga, kesiap-siagaan laboratorium  untuk diagnostik ataupun surveilans. Keempat, kesiapan obat dan bahan habis pakai penanggulangan penyakit menular," Dandel menjelaskan.

Proses jual beli daging kelelawar di Pasar Kawangkoan dan Pasar Langowan Minahasa Sulawesi Utara, Sabtu 21 Oktober 2023
Proses jual beli daging kelelawar di Pasar Kawangkoan dan Pasar Langowan Minahasa Sulawesi Utara, Sabtu 21 Oktober 2023 (Tribunmanado.co.id/Indri Fransiska Panigoro)

Drh. Farida Camallia Zenal, dari FAO Emergency Centre for Transboundary Animal Diseases (ECTAD) Indonesia, saat ditemui Tribun Manado, membeberkan hasil survei FAO ECTAD soal kelelawar yang diperjualbelikan di pasar.

"Kami bertugas untuk mengumpulkan informasi terkait risiko potensi  zoonosis. Dan dari hasil survei kami, kelelawar yang dijual dan dibeli oleh masyarakat di pasar itu 90 persen dalam keadaan mati, sisanya diperjualbelikan dalam keadaan hidup,” ungkapnya. 

Untuk kelelawar yang ditemukan oleh FAO ECTAD di lapangan itu adalah kelelawar dari famili Pteropus sp.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved