Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ancaman Zoonosis di Sulut

Kisah Tini Kondoj, Penjual Hewan Ekstrim Pasar Kawangkoan Minahasa, Jarinya Sering Digigit Kelelawar

Tini Kondoj mengaku sering digigit kelelawar hampir setiap hari dan jari-jarinya nyaris jadi santapan kelelawar yang mengamuk.

Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
Tribunmanado.co.id/Indri Fransiska Panigoro
Tini Kondoj, pedagang kelelawar yang berjual di Pasar Kawangkoan, Minahasa Sulawesi Utara, Sabtu 21 Oktober 2023. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sabtu 7 Oktober 2023 sekitar pukul 08:47 Wita, di tengah hiruk pikuk Pasar Kawangkoan, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara ( Sulut ), bau khas rambut terbakar tercium jelas sekira 20 meter di pintu masuk belakang pasar.

Hanya perlu satu tarikan nafas, sumber baunya bisa langsung diidentifikasi asalnya.

Bau itu bersumber dari sebuah lapak yang berada di seberang jalan pintu masuk belakang pasar. 

Di lapak itu ada kelelawar yang tengah dibakar oleh perempuan paruh baya memakai blower yang tenaganya bersumber dari tabung gas berukuran 3 kilogram.  

Terlihat mulut kelelawar dimasukkan potongan bambu yang sudah dipotong kecil bak tusuk sate, hanya saja ini lebih besar. Bambu tersebut dijadikan alat untuk mempermudah wanita paruh baya untuk membakar kelelawar

Di samping daging kelelawar, terlihat ada anjing yang menunggu giliran untuk dibakar.

Di mulut si anjing masih ada darah segar yang meleleh mengenai sejumlah kelelawar yang telah dibakar sebelumnya. Tak hanya anjing yang menunggu dibakar, di situ juga ada babi hutan, babi putih, tikus, kucing hingga ular.

Di tempat pembakaran itu semua hewan ekstrim berjejer di meja panjang yang terbuat dari kayu. Wajah si ibu terlihat serius, dan sesekali tangan kanannya menyeka keringat yang mengucur dari dahi jatuh ke hidung dan mengenai bibirnya, sembari tangan kiri dengan cekatan membakar daging-daging paniki,-sebutan masyarakat Minahasa untuk kelelawar.

Di tengah kesibukan si ibu membakar kelelawar, suara seorang pemuda bertubuh gemuk mengagetkannya. Tubuh si ibu terlihat bergetar layaknya seperti orang kaget.

"Ci berapa ini satu kilo?" Tanya si pria sambil telunjuknya menunjuk anjing hidup yang ada di kandang depan lapak si ibu.

“35 ribu satu kilo nyong," teriak si ibu dan kembali membelakangi  pemuda itu  untuk melanjutkan proses bakar kelelawar.

Kalau daging anjing yang masih hidup dijual 35 ribu rupiah satu kilogramnya. Sedangkan daging anjing yang mati dan sudah dibersihkan dijual 40 ribu rupiah satu kilogram.

Ketika terjadi kesepakatan antara si ibu dan pemuda tersebut, seorang  pria paruh baya yang mengenakan kupluk motif bergaris dan berkaus biru panjang langsung berdiri dari kursinya.

Pria dewasa itu meraih balok yang ada di dekat lapak hewan extrim tadi.

Sepertinya pria itu adalah algojo anjing. “Puk! puk! puk!,”.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved