Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ancaman Zoonosis di Sulut

Kisah Tini Kondoj, Penjual Hewan Ekstrim Pasar Kawangkoan Minahasa, Jarinya Sering Digigit Kelelawar

Tini Kondoj mengaku sering digigit kelelawar hampir setiap hari dan jari-jarinya nyaris jadi santapan kelelawar yang mengamuk.

Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
Tribunmanado.co.id/Indri Fransiska Panigoro
Tini Kondoj, pedagang kelelawar yang berjual di Pasar Kawangkoan, Minahasa Sulawesi Utara, Sabtu 21 Oktober 2023. 

Pukul si pria ke arah kandang anjing yang sudah usang dan mulai bolong-bolong disusul dengan suara lolongan anjing menyayat, seolah menangis menjemput kematian. 

Suara tangisan anjing rupanya membuat fokus si ibu yang membakar kelelawar terganggu.

Si ibu yang ternyata bernama Tini Konjoj itu kemudian berdiri dari kursi plastik berwarna merah.

Dirinya kemudian membantu pria berkupluk tadi menarik kepala anjing menggunakan besi panjang yang sudah dibengkokkan.

Satu tarikan dari si ibu yang menjepit kepala anjing, dan satu pukulan si pria yang ternyata bernama Berti Sumampouw itu membuat anak anjing tak bisa bergerak lagi.

Darah merah agak kecoklatan melelah dari telinga, hidung dan mulut si anjing.

Anjing yang sudah tak bergerak itu kemudian diangkat dan diletakkan di samping kelelawar dan anjing lain yang sedari tadi mengantre giliran untuk dibakar.

Terlihat tak ada space khusus lagi di antara daging kelelawar dan hewan lainnya.

Hewan-hewan itu diletakkan di satu meja panjang. Hanya beberapa yang ditata, 

kebanyakan hanya diletakkan begitu saja. 

Tini Kondoj dan Berti Sumampouw ternyata pasangan suami istri. Sudah 30 tahun mereka berjualan daging ekstrim termasuk kelelawar.

Tini dan Berti Sumampouw adalah warga Tareran, Kabupaten Minahasa Selatan ( Minsel ), Sulut.

daging kelelawar atau paniki bercampur dengan daging hewan lainnya yang dijual di pasar ekstrim di Minahasa Sulawesi Utara . Foto Tribunmanadpo.co.id/Indri Fransiska Panigoro
daging kelelawar atau paniki bercampur dengan daging hewan lainnya yang dijual di pasar ekstrim di Minahasa Sulawesi Utara . Foto Tribunmanadpo.co.id/Indri Fransiska Panigoro (Foto Tribunmanadpo.co.id/Indri Fransiska Panigoro)

Di Pasar Kawangkoan ini mereka hanya berjualan setiap hari sabtu saja.

Sementara untuk jadwal lainnya: hari senin, rabu, kamis, jumat, dan minggu, sepasang suami istri ini berjualan keliling ke pasar-pasar lainnya di Minahasa, antara lain Pasar Tareran dan Pasar Langowan. Praktis dalam seminggu mereka hanya istirahat tidak berjualan di hari selasa.

Saat disinggung soal zoonosis, Tini Kondoj mengaku awam dengan istilah tersebut. Namun kalau soal informasi bahwa kelelawar memiliki virus, Tini pernah mendengarnya terutama ketika virus Covid-19 sedang melanda dunia, tak terkecuali di Minahasa

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved