Ancaman Zoonosis di Sulut
Masyarakat Sulut Konsumsi 12 Ribu Ekor Kelelawar per Hari, Pengucapan dan Natal Capai 100 Ribu Ekor
Satu pedagang di Pasar Ektrim Kawangkoan bisa menjual 70 hingga 100 kilogram kelelawar hanya dalam waktu 3 jam saja.
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
TRIBUNMANADO.CO.ID - Diperkirakan ada belasan ribu ekor daging paniki atau kelelawar diperjualbelikan setiap hari di Sulawesi Utara ( Sulut ).
Dari amatan Tribun Manado pada Sabtu 7 Oktober 2023 kemarin, di Pasar Kawangkoan, Minahasa Sulut, satu pedagang bisa menjual 70 hingga 100 kilogram kelelawar hanya dalam waktu 3 jam saja.
Di Pasar Langowan, satu pedagang bisa menjual 50 kilogram sampai 100 kilogram daging kelelawar dalam waktu 5 sampai 6 jam.

Untuk satu kilogram berisi 2, 3 sampai 5 ekor daging kelelawar.
Namun paling sering untuk satu kilogram daging paniki itu berisi 3 ekor kelelawar utuh termasuk sayapnya.
Jika dikalkulasi, 100 kilogram daging paniki sama dengan 300 ekor kelelawar yang bisa dijual satu pedagang saja.
Dari pantauan Tribun Manado, di pasar Langowan ini kurang lebih terdapat 15 lapak yang menjual daging kelelawar dan bercampur dengan daging lainnya seperti babi hutan dan anjing.
Recky Lolong (39), pedagang daging ekstrem di Pasar Langowan, mengatakan sumber daging kelelawar yang dijual juga sama berasal dari Gorontalo dan Sulawesi Tengah.
Mereka mempunyai jaringan pemasok dan memiliki “bos” yang bisa dipesan dagingnya, dan jika terjadi kenaikan harga, maka itu biasanya berasal dari “bos”.

“Menjadi pedagang daging kelelawar cukup menjanjikan hasilnya. Sehari bisa laku puluhan kilogram. Hari biasa kadang habis 50 kilogram, hari libur bisa sampai 70 kilogram, sedangkan kalau ada perayaan seperti pengucapan, natal dan tahun baru, setiap penjual kelelawar bisa laku hingga 100 kilogram dalam beberapa jam saja,” ungkap Recky.
Sementara itu Konservasi Kelelawar Sulawesi menyebut pada tahun 2014 hingga 2017, terdapat 10 ribu hingga 12 ribu ekor kelelawar yang dibeli oleh masyarakat Minahasa setiap harinya.
Rinciannya adalah untuk satu pasar bisa terjual 1.000 sampai 1.200 ekor kelelawar.
Jika ada 10 pasar tradisional di Sulawesi Utara, diperkirakan sekitar 10 ribu hingga 12 ribu ekor kelelawar yang dibeli oleh masyarakat Sulut.
“Di Sulawesi Utara terdapat tujuh daerah administratif yang menjual daging ekstrim, termasuk kelelawar. Daerah tersebut yaitu Tomohon, Minahasa, Manado, Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara, Minahasa Utara dan Bitung,” kata Jusuf Kalengkongan, pendiri Konservasi Kelelawar Sulawesi kepada Tribun Manado akhir September 2023 lalu.
Sementara di Minahasa ada beberapa pasar tradisional, yakni Pasar Tondano, Pasar Sonder, Pasar Tombatu, Pasar Kawangkoan, hingga Pasar Langowan.
Kalau di Minahasa Tenggara (Mitra) ada Pasar Ratahan dan Pasar Ratatotok.
Sulut
kelelawar
pengucapan
Natal
Pasar Langowan
Pasar Kawangkoan
Pasar Tomohon
Konservasi Kelelawar Sulawesi
Jusuf Kalengkongan
paniki
Penerapan Konsep One Health di Tengah Kebiasaan Masyarakat Sulut Menjual dan Mengonsumsi Satwa Liar |
![]() |
---|
Ternyata Hanya 3 Hewan ini yang Dimakan Leluhurnya Orang Minahasa, Ular dan Kelelawar Tak Termasuk |
![]() |
---|
Minahasa Berpotensi Jadi Daerah Penyebar Penyakit, Minum Saguer, Jual dan Makan Paniki Jadi Pemicu |
![]() |
---|
Kisah Tini Kondoj, Penjual Hewan Ekstrim Pasar Kawangkoan Minahasa, Jarinya Sering Digigit Kelelawar |
![]() |
---|
Ancaman Zoonosis di Balik Perdagangan dan Konsumsi Satwa Liar di Minahasa Sulawesi Utara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.