Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ancaman Zoonosis di Sulut

Masyarakat Sulut Konsumsi 12 Ribu Ekor Kelelawar per Hari, Pengucapan dan Natal Capai 100 Ribu Ekor

Satu pedagang di Pasar Ektrim Kawangkoan bisa menjual 70 hingga 100 kilogram kelelawar hanya dalam waktu 3 jam saja.

|
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
Tribunmanado.co.id/Indri Fransiska Panigoro.
Penampakan daging kelelawar yang dijual di Pasar Langowan Minahasa Sulawesi Utara, Sabtu 21 Oktober 2023. Foto Tribunmanado.co.id/Indri Fransiska Panigoro 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Diperkirakan ada belasan ribu ekor daging paniki atau kelelawar diperjualbelikan setiap hari di Sulawesi Utara ( Sulut ).

Dari amatan Tribun Manado pada Sabtu 7 Oktober 2023 kemarin, di Pasar Kawangkoan, Minahasa Sulut, satu pedagang bisa menjual 70 hingga 100 kilogram kelelawar hanya dalam waktu 3 jam saja.

Di Pasar Langowan, satu pedagang bisa menjual 50 kilogram sampai 100 kilogram daging kelelawar dalam waktu 5 sampai 6 jam.

Daging kelelawar yang dijual dijual di Pasar Kawangkoan, Minahasa, Sulawesi Utara, Sabtu 21 Oktober 2023. Foto Indri Fransiska Panigoro
Daging kelelawar yang dijual dijual di Pasar Kawangkoan, Minahasa, Sulawesi Utara, Sabtu 21 Oktober 2023. Foto Indri Fransiska Panigoro (Tribunmanado.co.id/Indri Fransiska Panigoro)

Untuk satu kilogram berisi 2, 3 sampai 5 ekor daging kelelawar.

Namun paling sering untuk satu kilogram daging paniki itu berisi 3 ekor kelelawar utuh termasuk sayapnya.

Jika dikalkulasi, 100 kilogram daging paniki sama dengan 300 ekor kelelawar yang bisa dijual satu pedagang saja.

Dari pantauan Tribun Manado, di pasar Langowan ini kurang lebih terdapat 15 lapak yang menjual daging  kelelawar dan bercampur dengan daging lainnya seperti babi hutan dan anjing. 

Recky Lolong (39), pedagang daging ekstrem di Pasar Langowan, mengatakan sumber daging kelelawar yang dijual juga sama berasal dari Gorontalo dan Sulawesi Tengah.
Mereka mempunyai jaringan pemasok dan memiliki “bos” yang bisa dipesan dagingnya, dan jika terjadi kenaikan harga, maka itu biasanya berasal dari “bos”.

daging kelelawar atau paniki bercampur dengan daging hewan lainnya yang dijual di pasar ekstrim di Minahasa Sulawesi Utara . Foto Tribunmanadpo.co.id/Indri Fransiska Panigoro
daging kelelawar atau paniki bercampur dengan daging hewan lainnya yang dijual di pasar ekstrim di Minahasa Sulawesi Utara . Foto Tribunmanadpo.co.id/Indri Fransiska Panigoro (Foto Tribunmanadpo.co.id/Indri Fransiska Panigoro)

“Menjadi pedagang daging kelelawar cukup menjanjikan hasilnya. Sehari bisa laku puluhan kilogram. Hari biasa kadang habis 50 kilogram, hari libur bisa sampai 70 kilogram, sedangkan kalau ada perayaan seperti pengucapan, natal dan tahun baru, setiap penjual kelelawar bisa laku hingga 100 kilogram dalam beberapa jam saja,” ungkap Recky.

Sementara itu Konservasi Kelelawar Sulawesi menyebut pada tahun 2014 hingga 2017, terdapat 10 ribu hingga 12 ribu ekor kelelawar yang dibeli oleh masyarakat Minahasa setiap harinya.

Rinciannya adalah untuk satu pasar bisa terjual 1.000 sampai 1.200 ekor kelelawar.

Jika ada 10 pasar tradisional  di Sulawesi Utara, diperkirakan sekitar 10 ribu hingga 12 ribu ekor kelelawar yang dibeli oleh masyarakat Sulut.

“Di Sulawesi Utara terdapat tujuh daerah administratif yang menjual daging ekstrim, termasuk kelelawar. Daerah tersebut yaitu Tomohon, Minahasa, Manado, Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara, Minahasa Utara dan Bitung,” kata Jusuf Kalengkongan, pendiri Konservasi Kelelawar Sulawesi kepada Tribun Manado akhir September 2023 lalu.

Sementara di Minahasa ada beberapa pasar tradisional, yakni Pasar Tondano, Pasar Sonder, Pasar Tombatu, Pasar Kawangkoan, hingga Pasar Langowan.

Kalau di Minahasa Tenggara (Mitra) ada Pasar Ratahan dan Pasar Ratatotok.

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved