Catatan Wartawan
Kisah Cakrabirawa Anti PKI dari Minahasa Sulawesi Utara, Nyaris Hajar Letkol Untung
Seorang Cakrabirawa asal Minahasa membagikan kisah hidupnya. Ia mengaku nyaris menghajar Letkol Untung.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Isvara Savitri
Beberapa diantaranya kena ke tubuh Frans Pangkey.
Herannya, ia tak terluka.
Sarwo Edhi kagum.
"Ia katakan saya berani. Katanya semua cakrabirawa harus seperti saya," kata dia.
Namun di Cakrabirawa jalannya tak mulus.
Frans Pangkey menuding ia sudah diincar kelompok pro PKI untuk disingkirkan.
Puncaknya adalah sebuah peristiwa ketika ia bertengkar dengan rekannya sesama Cakrabirawa.
Orang itu ditinjunya hingga patah gigi.
Frans Pangkey pun dipanggil Untung dan diancam.
Bukannya takut ia malah balas mengancam.
"Saya katakan Anda boleh tembak saya. Jika tak mempan, Anda yang saya hajar," kata dia.
Untung Jengah.
Frans Pangkey memang dikenal berani, jago berkelahi, dan anti peluru.
Tak lama kemudian, ia dimutasi ke satuan lain.
Beberapa bulan kemudian peristiwa G 30 S PKI pecah.

Frans Pangkey kenal siapa yang menembak para jenderal itu.
"Tapi biarlah saya yang tahu," ujar dia.
Frans Pangkey memiliki kebencian kudus pada PKI, hingga saat ini.
Untuk hal itu ia punya alasannya.
"Keadaan saat itu genting. Jika mereka yang menang semua akan dibunuh. Bayangkan saja kalau mereka yang menang, kita semua akan mati. Pilihannya membunuh atau dibunuh," katanya.
Di usia senjanya, Frans Pangkey tetap perkasa.
Ia yang sudah kena sejumlah penyakit, kena Covid-19 pula.
Namun kembali ia lolos dari maut.
"Saya pikir segera mati, tapi Tuhan masih sayang pada saya," katanya.
Kini Frans Pangkey sudah menjalani kehidupan religius.
Ilmu kebalnya sudah dibuang.
"Saya sudah ikut Tuhan Yesus," beber dia.
Namun Frans Pangkey sulit tak benci pada PKI.
Saya kira tak ada yang salah dengan itu karena ia sendiri yang mengalami.
Ia ada di dekat pusaran peristiwa paling gelap dalam sejarah Indonesia itu.
Kita yang hidup saat ini dan hanya belajar buku sejarah tak bisa menghakiminya.
Bagi saya, sejarah ditulis oleh mereka yang menang.
Belajar sejarah adalah suatu hal yang menyedihkan karena di dalamnya kita hanya melihat darah.
Dan sejarah selalu berulang.
Historie Se Repate.
Baca juga: Gempa Bumi Terkini Malam Ini Sabtu 24 Juni 2023, Baru Saja Guncang di Laut, Info BMKG Magnitudo 5,0
Baca juga: Gempa Malam Ini Sabtu 24 Juni 2023, Terjadi di 227 Km Barat Laut di Maluku, Magnitudo 5,0 SR
Tapi saya berdoa agar peristiwa berdarah seperti G 30 2 tak terulang lagi.(*)
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.