Catatan Wartawan
Di Balik Kungfu Tidur di Atas Tali Biksu Shaolin
Cara melepaskan diri dari penderitaan adalah melawan ego dan keinginan. Penulis banyak belajar dari biksu.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Isvara Savitri
Saya saja mendengarnya sudah menjadi gila.
Bagaimana saya bisa bertahan hidup tanpa internet?
Apalagi bagi para anak muda ini yang ternyata sebagian besar adalah penyuka game online.
Tapi ternyata mereka bisa.
Saya datang saat penamatan mereka.
Pikir saya, saat itu mereka akan bersorak karena hari pembebasan sudah tiba.
Nyatanya mereka berduka karena kehilangan momen biksu tersebut.
"Awalnya berat memang, tapi lama-lama jadi terbiasa," kata Rizki Tongian, salah satu peserta.
Rizki adalah lulusan SMA pada tahun itu.
Dirinya memutuskan ikut pelatihan tersebut karena pilihan pribadi, tanpa paksaan orang tua.
Ia pun mandah saja saat rambut indahnya digunduli oleh bante.
"Ini pintu menuju sesuatu kesadaran baru dari belenggu menuju tanpa belenggu," katanya.
Mengikuti pelatihan ala biksu, ia sendiri tak bercita-cita jadi biksu.
Dirinya ingin mendaftar perguruan tinggi.
"Saya ingin belajar tentang cinta kasih, kedisiplinan, fokus serta meredam keinginan. Saya percaya hal itu akan memudahkan saya dalam proses perkuliahan," kata dia.
Baca juga: Golkar Bidik Capres atau Cawapres di Pilpres 2024, Bukan Sekadar Masuk Koalisi
Baca juga: Polres Minsel Ikuti Kegiatan Zoom Meeting Bahas Kemerdekaan Pers dan Perlindungan Jurnalis
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.