Kasus Dana Hibah GMIM
Hein Arina: Kiranya Palu Keadilan Tak Memukul Jatuh yang Jujur, Tetapi Pecahkan Rantai Salah Paham
Pdt Hein Arina membacakan pledoi dalam sidang kasus dugaan korupsi dana hibah dari Pemprov Sulut ke GMIM di Pengadilan Negeri Manado.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Gryfid Talumedun
Ringkasan Berita:
- Pdt Hein Arina membacakan pledoi dengan penegasan dan pembelaan atas tuduhan, menekankan bahwa dana hibah digunakan untuk pelayanan GMIM secara kolektif, bukan untuk kepentingan pribadi.
- Arina mengungkap pergumulan pribadi dan tekanan terhadap keluarganya, termasuk fitnah, hinaan, serta rasa sakit saat ditahan menjelang Jumat Agung.
- Ia menegaskan tidak bersalah, menolak adanya unsur memperkaya diri atau niat jahat, serta berharap hakim memberikan keadilan seturut kebenaran.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Di ruang sidang Pengadilan Negeri Manado yang terasa tegang sejak pagi, suasana mendadak berubah hening.
Dimana ketika Pdt Hein Arina berdiri untuk membacakan pledoi dalam kasus dugaan korupsi dana hibah Pemprov Sulut ke GMIM.
Sidang yang digelar di Kima Atas, Mapanget, Manado, Senin (24/11/2025), itu menjadi salah satu momen paling krusial dalam proses hukum yang menyita perhatian publik Sulawesi Utara.
Baca juga: Sidang Pledoi Kasus Dana Hibah GMIM, Steve Kepel Bacakan Puisi, Kutip Ayat Alkitab
Pledoi sebagai jawaban terdakwa atas tuntutan Jaksa Penuntut Umum dibacakan Arina dengan suara tenang namun penuh penekanan.
Dalam pernyataannya, ia menanggapi satu per satu tuduhan yang dialamatkan kepadanya, sembari menegaskan posisi, tanggung jawab, dan fakta-fakta yang menurutnya perlu diluruskan.
Namun bagian yang paling menyentuh dari seluruh rangkaian pledoi terjadi di akhir.
Alih-alih menutup dengan kalimat hukum formal, Pdt Hein Arina menutup pembelaannya dengan doa, sebuah doa yang membuat suasana sidang sejenak larut dalam keheningan.
"Kiranya palu keadilan yang diketuk nanti, tidak memukul jatuh manusia yang jujur, tetapi memecahkan rantai salah paham, agar kebenaran kembali berdiri tegak di hadapan cahaya Tuhan," katanya.
Doa itu membuat suasana sidang penuh haru.
Sejumlah pengunjung yang hadir terlihat meneteskan air mata.
Hein menegaskan, pihaknya menggunakan dana hibah dengan hati yang bersih untuk kepentingan pelayanan.
"Dari dana hibah berdiri rektorat tempat berteduh pada mahasiswa menggantikan gedung tua, dari dana hibah tumbuh kampus teologi bagi para calon pendeta, juga beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu atau bantuan bagi para pendeta emeritus, dari dana hibah berdiri rumah sakit GMIM yang melayani masyarakat semua agama, dari dana hibah para pemuda GMIM bisa bekerja untuk bangsa," kata dia.
Arina menegaskan, tak ada bukti bahwa dana hibah mengalir ke rekening pribadi.
Pengelolaan dilakukan secara kolektif melalui gereja.
| Sidang Pledoi Kasus Dana Hibah GMIM, Steve Kepel Bacakan Puisi, Kutip Ayat Alkitab |
|
|---|
| Isi Pledoi Hein Arina: Tegaskan Tak Bersalah, Tidak Ada Niat Perkaya Diri dan Berbuat Jahat |
|
|---|
| Bacakan Pledoi, Hein Arina Maafkan Para Pembully: Tuhan Tahu Isi Hati Saya |
|
|---|
| Asiano Kawatu Minta Maaf kepada Masyarakat dan Warga Gereja atas Kegaduhan Kasus Dana Hibah GMIM |
|
|---|
| Dua Terdakwa Kasus Dana Hibah GMIM Bacakan Pledoi, Begini Isinya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/Hein-Arina-tampil-sebagai-saksi-dalam-sidang-kasus-dugaan-korupsi-dana-hibah-GMIM.jpg)