Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Opini

Perilaku Koruptif dan Turbulensi Sektor Kesehatan

Sektor Kesehatan sebagai bagian dari sektor pelayanan publik jarang mendapat sorotan secara global maupun nasional terkait isu korupsi

Editor: David_Kusuma
Dokumentasi Pribadi Adi Tucunan
Adi Tucunan (Staf Pengajar FKM Unsrat) 

Dalam pengadaan alat-alat kesehatan, terjadi korupsi besar-besaran berupa mark-up anggaran yang dilakukan secara tersembunyi oleh aparat pemerintah di sektor kesehatan, berkolusi dengan industri kesehatan yang menjual produknya dan ini sudah menjadi rahasia umum dan diketahui publik luas apalagi penanganan kasus korupsi seperti ini sudah banyak ditangani oleh aparat terkait seperti KPK.  Beberapa kepala dinas kesehatan maupun direktur RS di pusat maupun daerah tersandung kasus seperti ini.

Artinya, sektor kesehatan ini rawan untuk disabotase oleh mafia di sektor kesehatan yang melibatkan orang kesehatan sendiri maupun orang luar kesehatan yaitu para raksasa kerajaan industri medis. Dalam jurnal yang pernah diterbitkan oleh majalah kedokteran ternama Ingrris Lancet menyebutkan bahwa keracunan obat terbesar di dunia disebabkan karena resep para dokter. Ini penanda bahwa tidak semua resep diberikan untuk menimbulkan efek penyembuh tapi sebaliknya ada konspirasi terselubung antara industri farmasi dan orang-orang kesehatan.

Kasus maldiagnosa atau mismanajemen  di rumah sakit sudah sering terjadi dengan melibatkan pihak rumah sakit maupun industri medis. Mereka cukup mahir bermain dalam industri ini untuk memperkaya diri mereka. Diagnosa medis bukannya memiliki kebenaran yang dapat dipertanggungjawabklan tapi cenderung menyimpang dari fakta sebenarnya. Sering seminar kesehatan juga dilakukan atas sponsorship Perusahaan obat atau farmasi.

Tentu saja ada keuntungan ekonomis dari penyelenggaraan itu sekaligus merugikan masyarakat karena pastinya terjadi posisi transaksional di antara mereka. Seharusnya ada independensi peresepan yang dikeluarkan oleh para dokter, tapi jika mereka tergoda untuk mendapat keuntungan finansial mau tidak mau mereka akan menjadi manusia yang tidak independen lagi. Cara-cara ini mengabaikan prinsip kemanusiaan dan nilai luhur dunia kesehatan dan sumpah kedokteran yang tidak boleh merugikan pasien.

Catatan singkat dari beberapa hal di atas bukan untuk menuduh tapi menunjukkan bahwa ada penyalahgunaan wewenang yang  telah menghancurkan kredibilitas sektor kesehatan itu sendiri dengan semua guncangan yang diakibatkannya.

Rasanya aneh saya sebagai orang kesehatan harus menulis ini dan tentu saja mengkritik profesi luhur saya dikebiri dan direduksi sedemikian rupa hanya untuk tujuan komersil dan keuntungan sepihak segelintir orang tapi mengorbankan banyak orang yang tidak tahu dan tidak bersalah. Masih ada begitu banyak kasus di dunia kesehatan yang menjalankan praktek ketidakadilan dan tidak berprinsip kemanusiaan sehingga mengabaikan etika medis, undang-undang dam hukum yang harus dijunjung tinggi.

Tentu saja dalam pelayanan  kesehatan kita tidak akan sempurna dalam menjalankannya, tapi kita harus dibentengi dengan etika dan moral yang baik agar penyelenggaraan pelayanan publik sektor kesehatan berjalan sesuai kompas moral dan konsensus bersama nilai-nilai etik dan moral.

Kita harus sama-sama saling mengingatkan bahwa kita menjalankan profesi kesehatan memiliki tujuan mulia untuk menjaga sesamanya tetap sehat sehingga bangsa ini menjadi lebih sehat dan manusiawi, bukan untuk menggagalkannya.

Semoga catatan singkat ini menjadi pengingat bagi kita masyarakat dan orang yang berkecimpung di sektor kesehatan agar saling menjaga dan saling mengingatkan agar kita tidak terjebak dengan saling memperalat dan merendahkan kemanusiaan kita sendiri dengan mencari sesuatu yang merendahkan martabat dan wibawa kita yaitu materi. (*)

 

 

 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Ketika Penegak Jadi Pemeras

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved