Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Nasional

Diterpa Isu Soal Tambang, Gubernur Sherly Tegas: Jika Ada Conflict of Interest, Saya Akan Abstain

Sherly menegaskan tidak akan mengambil kebijakan apa pun terkait perusahaannya selama menjabat sebagai gubernur.

KOMPAS.com/AGUS SUPRIANTO
TEGAS - Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda. Sherly tidak menampik bahwa ia memang memiliki perusahaan tambang, namun menegaskan bahwa perusahaan tersebut merupakan warisan dari almarhum suaminya, Benny Laos, yang dimiliki jauh sebelum dirinya menjabat gubernur. 

Ringkasan Berita:
  • Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda menegaskan akan abstain jika muncul conflict of interest, menyusul sorotan publik terkait kepemilikan perusahaan tambang warisan almarhum suaminya. 
  • Ia menekankan bahwa kini hanya menjadi pemegang saham pasif dan tidak terlibat dalam keputusan perusahaan.
  • Sherly memastikan tidak akan membuat kebijakan yang berkaitan dengan perusahaannya, serta mengingatkan keluarga dan OPD agar tidak memberikan perlakuan khusus dan menjalankan semua proses sesuai SOP.

 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Di tengah sorotan publik yang semakin intens, Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda akhirnya angkat suara.

Ia menegaskan komitmennya menjaga integritas selama memimpin daerah, termasuk dengan satu sikap tegas: “Jika suatu saat muncul conflict of interest, saya akan abstain.”

Pernyataan ini muncul di tengah ramainya pembahasan soal keterkaitannya dengan perusahaan tambang warisan keluarga.

Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, tengah menjadi pusat perhatian setelah isu kepemilikan perusahaan tambang kembali mencuat dan ramai dibicarakan publik.

Baca juga: Sosok Lula Lahfah, Penyanyi Pacar Baru Reza Arap, Dulu Ngaku Diteriaki Haram Saat di Tanah Suci

Sherly tidak menampik bahwa ia memang memiliki perusahaan tambang, namun menegaskan bahwa perusahaan tersebut merupakan warisan dari almarhum suaminya, Benny Laos, yang dimiliki jauh sebelum dirinya menjabat gubernur.

Lebih jauh, Sherly menjelaskan bahwa dirinya kini tidak lagi berada di jajaran direksi perusahaan dan tidak memiliki peran dalam pengambilan keputusan.

Sejak menjabat sebagai gubernur, ia hanya berstatus sebagai pemegang saham pasif, sementara seluruh operasional perusahaan telah diserahkan kepada tenaga profesional.

Sherly menekankan bahwa ia tidak akan membuat kebijakan apa pun yang berkaitan dengan perusahaan tersebut selama masa jabatannya.

Komitmen untuk menghindari benturan kepentingan menjadi prioritasnya dalam menjaga kepercayaan publik dan menjalankan amanah sebagai kepala daerah.

“Jika ada di posisi suatu saat nanti, ada posisi di mana akan terjadi conflict of interest, maka saya akan abstain. Tidak akan mengambil kebijakan atas usaha atau perusahaan,” tegas Sherly dalam wawancara bersama Rosiana Silalahi dalam program ROSI di KompasTV, Kamis (20/11/2025) malam.

Tidak hanya keluarga yang diwanti-wanti agar tidak menggunakan namanya untuk kepentingan pribadi maupun bisnis.

Ia juga secara tegas mengingatkan organisasi perangkat daerah (OPD) di bawah kendalinya untuk bertindak sesuai standar operasional prosedur (SOP) jika berkaitan dengan perusahaan yang dimilikinya.

“Saya juga katakan kepada OPD terkait, tidak perlu ada perlakukan khusus. Kalau ada yang salah lakukan sesuai SOP. Saya tidak punya perlakukan khusus, bahkan untuk teman, keluarga semua dilakukan sesuai SOP. Saya mau lakukan hal yang benar, saya sedang membentuk sistem ini menjadi benar. Saya tidak bisa melakukan hal benar, jika saya sendiri tidak benar,” tegasnya.

Sejauh ini, Sherly mengaku sangat menerima masukan dan kritikan yang merupakan bagian dari demokrasi.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved