Opini
Jika Ragu Tinggalkan, Jika Yakin Lakukan
Kebaikan itu bersifat fitrawi sehingga membawa pada ketenangan batin, sementara keburukan itu berlawanan dengan fitrah
Seberapa yakin kita tentang eksistensi Tuhan, eksatologi, hari kebangkitan, hari perhitungan? Jika kita yakin apa argumentasi keyakinan tersebut kokoh atau masih menyimpan keraguan?
Keyakinan terhadap Nabi Muhammad saw bisa dibuktikan dengan peninggalan dan kuburannya sendiri, tetapi bagaimana kita membuktikan tentang eksistensi Tuhan, Eskatologi, Hari kebangkitan, hari perhitungan?
Meragukan sesuatu dalam rangka mencapai keyakinan bukan dilarang tetapi menjadi hal yang wajar, bukankah Nabi Ibrahim as pernah bertanya kepada Tuhan-Nya cara menghidupkan orang mati, bukankah Nabi Musa ingin melihat langsung eksistensi Tuhan?
Imam Al-Suyuthi meriwayatkan hadis yang sama dengan tambahan yang syarah yang lebih lengkap, jadi hal-hal baik itu membawa kepada ketenangan, sementara keburukan membawa kepada kebimbangan.
Pada Riwayat yang berbeda bahwa kejujuran berujung pada ketenangan batin, sementara kebohongan berujung pada kebimbangan.
Kebaikan itu bersifat fitrawi sehingga membawa pada ketenangan batin, sementara keburukan itu berlawanan dengan fitrah sehingga membuat batin kita tidak tenang.
Kita kita berhadapan makanan atau minuman yang belum jelas status hukumnya halal atau haram, jika belum mendapatkan sarana untuk sampai keyakinan terhadap kehalalan makanan tersebut maka menjauhi lebih aman daripada memakannya. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.