Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kasus Dana Hibah GMIM

Tim Hukum Bakal Siapkan 100 Pengacara untuk Tangani Kasus yang Menimpa Ketua Sinode GMIM Hein Arina

Kuasa hukum Hein Arina memberikan keterangan terbaru terkait kasus yang menimpa Ketua Sinode GMIM.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Chintya Rantung
Kolase/Rhendi Umar,Mejer Lumantow/Tribun Manado
KASUS DANA HIBAH GMIM - Gabungan foto Hein Arina dan Tim Kuasa Hukumnya. Tim hukum Hein Arina bakal ditambah, bakal siapkan 100 pengacara. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kuasa hukum Hein Arina memberikan keterangan terbaru terkait kasus yang menimpa Ketua Sinode GMIM.

Hein Arina diketahui merupakan satu dari 5 tersangka kasus dugaan korupsi dana hibah dari Pemprov Sulut kepada Sinode GMIM.

Saat ini Hein Arina telah ditahan di Polda Sulut.

Terkait dalam kasus tersebut, Kuasa Hukum memberikan keterangan terbaru terkait keberlanjutan kasus tersebut.

Dalam keterangannya kepada Tribun Manado, Janes Palilinga selaku kuasa hukum Pendeta Hein Arina mengatakan timnya telah melakukan koordinasi dan rapat intens dalam menghadapi tuntutan hukum terhadap klien. 

Mereka akan mengambil langkah upaya hukum terhadap penyidik Polda Sulut. 

"Soal apa yang menjadi materi dari Penyidik Polda Sulut, kami akan uji apakah benar tahapan proses penyidikan sudah dilakukan profesional atau benar menurut hukum," jelas Palilingan saat diwawancarai Tribunmanado.co.id, Jumat (2/5/2025).

Ia mengatakan, tim sudah melakukan koordinasi dan rapat intens. Sebab, ada temuan dan ada beberapa tahapan tidak sesuai KUHAP dan tidak sesuai Perka Polri. 

"Kami minta publik juga mengawal bersama. Kami juga akan meminta klien kami jika ada tahapan yang diminta oleh Polda Sulut untuk selalu berkoordinasi dengan kami,” kata Palilingan.

Bahkan, timnya sudah mengumpulkan berbagai bukti, termasuk mempersiapkan ahli untuk memberikan pandangan terkait perkara ini.

“Tim hukum kami akan bertambah, kami akan siapkan kurang lebih 100 pengacara untuk mempersiapkan langkah atau upaya lain yang disebut upaya hukum,” tegasnya.

Langkah ini dilakukan, karena menurut Palilingan, penetapan tersangka terhadap kliennya oleh penyidik Polda Sulut tidak sesuai prosedur. 

Oleh karena itu, pihaknya akan mengambil langkah upaya hukum terhadap penyidik Polda Sulut, lewat praperadilan di Pengadilan Negeri Manado. 

"Kami sudah siapkan bukti kuat, dan sudah mengajukan praperadilan ke Pengadilan Negeri Manado," beber Palilingan.

Palilingan menjelaskan bahwa pihaknya telah mendaftarkan praperadilan ke Pengadilan Negeri Manado dengan Nomor: 09/Pid.Pra/2025/PNMnd. 

"Jadwal sidang akan dilaksanakan 5 Mei 2025 di Pengadilan Negeri Manado. Dan kami berharap, Hakim bisa memberikan putusan yang seadil-adilnya dalam perkara ini," pungkasnya. 

Pesan Hein Arina 

Pesan Ketua Sinode GMIM Hein Arina disampaikan Pdt Billy Yohanes saat menjenguk di ruang tahanan Polda Sulut Selasa (29/4/2025).

Ia berpesan pada mereka untuk melanjutkan pelayanan.

"Apa yang dialami saat ini jangan membuat kita goyah," katanya.

Ungkap Billy, Arina berpesan bahwa dirinya akan menghadapi semua pergumulan bersama Tuhan.

Para pendeta GMIM terus memberi support terhadap Ketua

Bentuk dukungan bermacam macam. Dari berdoa, menjenguk di sel hingga aksi jalan kaki.

Selain itu ada jemaat dan pendeta yang membawa makanan dan kue untuk Hein Arina.

Namun semuanya itu tidak diizinkan masuk ke sel tahanan Polda Sulut.

Sejumlah pendeta juga sempat bernyanyi dan berdoa depan ruangan tahanan usai membesuk.

3 Pendeta Jalan Kaki dari Mitra ke Manado Demi Jenguk Hein Arina di Polda Sulut

Tiga pendeta yang adalah Ketua wilayah menunjukan empati kepada Hein Arina beberapa waktu lalu dengan berjalan kaki dari kabupaten Mitra menuju kota Manado.

Foker Korompis, Pendeta yang menjadi Ketua Wilayah Ratahan Timur menyebut, ia dan dua orang Ketua wilayah lainnya benar-benar jalan kaki.

"Kami benar benar jalan kaki, tujuannya menunjukkan rasa empati kepada pendeta Hein Arina," kata dia Selasa (29/4/2025).

Ia bercerita, jalan kaki dimulai Senin (28/4/2025) malam.

Mereka saling singgah.

"Mereka mulai sejak pukul 9 malam, tapi saya sekira pukul 12 malam," kata dia.

Ungkap dia, mereka jalan santai saja.

Untuk memperkuat tubuh, mereka makan nasi dan telur.

"Kami jalan santai saja, ini juga kan hitung hitung olahraga," kata dia.

Ia bercerita, mereka dua kali ganti baju.

Di Tomohon, ketiganya istirahat.

Ia mengatakan, ketika tiba di Warembungan, mereka disambut oleh para pendeta lainnya.

Makanan dan minuman diberikan.

"Ada yang kasih minuman vitamin C," katanya.

Ia mengaku sangat senang bisa menjenguk Arina dan memberi semangat kepadanya.

Foker menyebut dirinya kelelahan. Tapi dalam keadaan sehat.

"Saya dulunya juga kuat berolahraga, makanya di usia 55 tahun masih kuat juga berolahraga," kata dia sambil tertawa.

Pendeta Billy Yohanes menuturkan, ketiganya tiba di Polda Sulut Selasa (29/4/2025) pagi dan langsung menuju ke sel tahanan Polda Sulut untuk menjenguk Arina.

"Mereka sangat kelelahan," kata dia.Ungkap dia, ketiganya adalah ketua wilayah.

Mereka jalan kaki dari Tombatu Mitra untuk menunjukkan rasa empati. 

"Ini bentuk rasa empati kepada Ketua Sinode GMIM yang sedang bergumul," kata dia.(Chi,Mjr,Art)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved