Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Opini

Emansipasi Wanita Minahasa  Dideskripsikan, 'Jauh sebelum Kartini'

SETIAP Tanggal 21 April, bangsa Indonesia merayakan Hari Kartini untuk menghormati perjuangan seorang pahlawan nasional, Raden Ajeng Kartini

|
Editor: David_Kusuma
Dokumen Pribadi
Efraim Evert Lengkong 

Sistem tersebut hampir tidak berubah bentuk pada masa pemerintahan Belanda hingga fase modern (di zaman Now) perempuan Minahasa saat ini.

Hasil dari perkawinan silang antara "Lingkan yang memiliki 'gen Khan' dan 'gen Crito' dari Italia", tidak dapat dipungkiri keturunan mereka membuahkan perempuan yang cantik, kulit putih kuning gading, bibir sensual, mata sipit kebiruan, agresif dan pemberani. 

Namun tidak terbatas pada itu, di balik kebebasan dalam kesetaraan perempuan Minahasa, seringkali konteks sensual dan permisif "permisivisme" "sikap dan pandangan yang membolehkan dan mengizinkan segala-galanya", didefinisikan dalam logika yang tidak dapat diubah. 

Disalah artikan dengan konotasi negatif, dengan sebutan "bibir Manado"

Cara pandang yang dijabarkan Lumimuut menunjukkan bahwa keturunannya adalah sosok yang cerdas, agresif, berani, berekspresi dan bertanggung jawab dalam tugas. 

Tak heran bila kata emansipasi "Wanita Minahasa" yang pertama kali dideskripsikan, "Jauh sebelum Kartini". (*)

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Relawan Palsu dan Politik Rente

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved