Catatan Wartawan
Pancasila, Anugerah Umum Tuhan bagi Indonesia
Data Pemkot Bitung, ada kurang lebih 2.000-an warga stateless yang berada di Bitung. Mereka tersebar di sejumlah kelurahan.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Ekspresi gembira Racel meredup. Rupa nya mirip orang patah hati.
"Belum" katanya.
Tak diragukan. Ia cinta Indonesia 100 persen. Sayang cinta tersebut belum berbalas.
Ia merasa layak jadi WNI, selain karena cintanya yang besar pada Indonesia, juga karena ia sudah enam tahun tinggal di Bitung.
"Saya dan keluarga sudah lama tinggal di sini," beber dia.
Data Pemkot Bitung kala itu, ada kurang lebih 2.000-an warga stateless yang berada di Bitung.
Mereka tersebar di sejumlah kelurahan. Kebanyakan bermukim di kepulauan sesuai profesi mereka sebagai nelayan.
Sebagian besar di antaranya berhasrat menjadi WNI.
Leonela Janero, warga stateless lainnya tak pernah absen dalam ibadah minggu pagi di Gereja St Maria Manembo-nembo yang berada tak jauh dari kediamannya.
Di sana, Leonela berdoa khusus agar dirinya tak dipulangkan ke Filipina.
Kadang, ia tak mampu berdoa, hanya bisa meneteskan air mata.
"Saya berdoa pada Bunda Maria, Ibu Tuhan Yesus Kristus agar kami bisa terus di sini," ujar dia.
Air mata Leonela juga tumpah kala kediamannya didatangi petugas Imigrasi dan Pemkot Bitung beberapa waktu lalu.
Mengira akan dipulangkan, Leonela menangis meraung-raung sambil membungkuk di hadapan kaki petugas Imigrasi.
"Saya takut sekali dengan razia, namun puji Tuhan kami hanya didata saja," kata dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.