Tajuk Tamu Tribun Manado
"Wayward Pines": Kebebasan vs Kediktatoran, Cermin Ganda Hadapi Covid-19
Mari syukuri bahwa pemerintah kita tidak sampai menjadi diktator, dan masyarakat kita sebagian besar masih bekerja sama dan patuh pada otoritas.
Semoga pihak ketiga ini tidak ada dalam kenyataan sekarang ini pemerintah dan masyarakat dunia sedang menghadapi masalah yang satu dan sama, yakni bagaimana selamatkan manusia dari virus yang berbentuk mahkota ini, yang sampai sekarang masih terus meneror dan mematikan korban dengan cepat dan tanpa pandang bulu.
• Awal Mula Covid-19 Disebut Bukan dari Wuhan Tapi Prancis, Sudah Ada Sejak November 2019
Tentu saja diharapkan kedua pihak, dalam menjalankan kehendak dan perbuatan baiknya demi bonum communae itu, mesti lebih saling berusaha memahami dan bekerjasama tanpa harus merasa dicurigai dan mencurigai apalagi disakiti dan menyakiti.
Mungkin judul artikel ini lebih tepat kengototoan atas nama kebebasan warga vs kekerasan atas nama otoritas pemerintah. Secara umum, bila ada masalah, bisa diasumsikan ada yang masih ngotot tak peduli aturan atau kurang terlibat dan dilibatkan dalam penanggulangan termasuk pengawasan publik terhadap penyelewengan pejabat yang korup dan lamban. Di pihak pemerintah dalam level tertentu terlalu kaku atau malah terlalu longgar dan membiarkan pelanggaran pejabat korup dan masyarakat sendiri yang bertindak di luar aturan keselamatan, termasuk kaum kufur nikmat yang tak tahu berterimakasih atas segala bantuan dan kemajuan, malah terus merasa dizalimi dan berusaha melemahkan kerja-kerja pemerintah yang sah?
Mari syukuri bahwa pemerintah kita tidak sampai menjadi diktator, dan masyarakat kita sebagian besar masih bekerja sama dan patuh pada otoritas. Bila ada masalah, pastikan itu disikapi dengan prinsip jujur adil, damai dan disiplin, dan terus terbuka pada segala kemungkinan lebih baik. (*)
• Begini Penanganan Covid-19 di Indonesia Menurut Ahli Psikologi Politik Hamdi Muluk