Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tajuk Tamu Tribun Manado

"Wayward Pines": Kebebasan vs Kediktatoran, Cermin Ganda Hadapi Covid-19

Mari syukuri bahwa pemerintah kita tidak sampai menjadi diktator, dan masyarakat kita sebagian besar masih bekerja sama dan patuh pada otoritas.

net
Serial Wayward Pines 

"Dokter sangat kita perlukan di sini. Kalau tidak ada dia, berarti saya sudah meninggal karena fakta tidak ada yang bisa menolongku di rumah sakit... Bekerjasamalah dengannya. Dia bukan ancamanmu yang utama."

"Tetapi tidak boleh ada pendapat lain, tak boleh ada orang yang memecah belah, dan membuat provokasi. Hanya boleh ada satu pemimpin supaya kita selamat."

Dalam kebingungan dan ketakberdayaannya, dokter tetap menjalankan tugasnya dan tetap bertekad mempertahankan apa yang dianggapnya masih tersisa dari kemanusiaan yang masih ada, yakni kebebasan untuk mencari tahu dan mendapat info apa saja tanpa mesti dicurigai sebagai pembangkang.

Dokter prihatin dan akan berjuang untuk perlakuan sama bagi semua warga bisa mengakses dan mendaptkan kebutuhan pokok termasuk multivitamin. Tidak boleh ada istilah boleh dikatakan sebagai jawaban bagi anak yang kekurangan nutrisi, "dia dan keluarganya tidak tergolong yang memenuhi syarat untuk mendapat ransum bermutu dan mencukupi".

Hari Terakhir Gerai McDonalds Pertama di Indonesia, Masyarakat Serbu untuk Foto Sebelum Resmi Tutup

Semangat untuk melawan kediktatoran ini bagi sang dokter berwujud perjuangan kemanusiaan, dan bagi para pemberontak adalah dengan jalan perlawanan bahkan dengan perjuangan bersenjata. Keyakinan akan hidup lebih baik bila tanpa aturan yang keras dan menekan, bahkan membuat si pemimpin kelompok, Kate Hewson, memutuskan untuk bunuh diri sendiri, setelah mendapat info bahwa Ben sudah ditangkap dan dibuang, hanya untuk memberi pesan kepada Otoritas bahwa cara kekerasan dan kesewenangan adalah cara yang melawan hakikat manusia yang punya kehendak baik, tidak rela untuk tunduk.

Sementara itu di dalam pantauan monitor di luar pagar, si Ben berusaha menjalin kontak dengan pusat komando. "Mama kalau kau mendengar, saya masih hidup di luar entah sampai kapan. Maafkan saya karena saya tahu ibu tak setuju dengan tindakanku. Saya hanya mau melakukan hal yang membuat ayah dan ibu bangga. Dan semuanya juga demi kebaikan Wayward Pines. Ayah memang sudah melaksanakan tugasnya dengan sempurna. Tapi ayah mengajariku juga untuk berani berjuang dan mengikuti apa yang kuyakini sebagai benar."

Pasangan cinta Jason, Kerry Campbell, sudah sembuh dan masih berusaha memengaruhi sang Otoritas dengan mengingatkannya pada aturan pertama bagi para generasi awal yang dididik khusus dalam akademi Wayward Pines. Tak boleh ada anggota yang menyakiti sesamanya. Akan tetapi Jason tetap bersikukuh dan menganggap menjalankan tugas utama sebagaimana yang dijalankan sang perencana dan pencipta Wayward Pines, dalam kondisi darurat semua tindakan bisa diambil demi keselamatan yang lebih besar.

"Aku bukan menyakiti, tapi mengasingkannya, para Abbies yang menyakitinya... Lagi pula dia bukan yang datang pertama, walau dia mengikuti pembinaan sebagai generasi pertama."

Tiga Pejabat Tinggi AS Karantina Mandiri

"Aku juga bukan termasuk yang pertama datang di sini," sindir si Kerry.

"Iya sayangku, tapi kau setia dan loyal..."

Bagi Jason, loyalitas inilah yang utama. Semua warga mesti tunduk mutlak pada apa yang menjadi keputusan Otoritas. Tindakan Otoritas selalu hanya untuk menjamin keselamatan warga. Apapun tindakan yang melawan Otoritas dianggap sebagai ancaman bagi keselamatan seluruh warga dan eksistensi Wayward Pines.

Di lain pihak, Ben yang dianggap memberontak juga menegaskan punya tujuan yang sama bahwa tindakannya itu demi menyelamatkan warga dan keberlangsungan cluster satu-satunya yang masih dihuni oleh yang namanya manusia, sementara semua bagian lain sudah dikuasai oleh para makhluk yang tak punya rasa kemanusiaan.

Ini Sosok Penemu Minuman Coca-cola, Tak Terima Keuntungan, Bukan Orang Sembarangan, Siapa?

Film belum selesai, tapi kita sudah cukup mendapat gambaran realitas yang sedang terjadi. Ketegangan nilai normatif dan praktik nyata di lapangan dalam rentang ke masa lalu dan masa depan.

Dua pihak yang bersitegang ini kiranya punya pertimbangan rasional obyektif tersendiri. Walau berbeda perspektif tentang cara yang seolah mempertentangkan otoritas dan kewajiban otoritas dengan apa yang disebut hak asasi warga, namun semua pihak punya tujuan yang satu dan sama.

Tidak diceritakan adanya pihak ketiga atau yang lain. Bukan pertama atau kedua, tapi bisa berada di mana saja, asal bisa menguntungkan dirinya dan kelompoknya sendiri, tak peduli keselamatan yang lebih besar bagi seluruh warga dan eksistensi Cluster ini yang justeru menjadi motivasi utama dua pihak yang bersitegang ini.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved