Pemilu 2019
Kata Pengamat Demokrat Koleksi Kader Kurang Loyal
Dari catatan media yang dirangkum Efvendi Sondakah direktur politik Intelektual Muda (Ilmu) Sulut dan Pengamat poltik dari akademisi Unsrat, Demokrat
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID - Partai Demokrat menjadi sorotan pada pesta demokrasi Pemilu serentak pilpres dan pileg 2019.
Dari catatan media yang dirangkum Efvendi Sondakah Direktur Politik Intelektual Muda (Ilmu) Sulut dan Pengamat poltik dari akademisi Unsrat, Demokrat koleksi kader yang kurang loyal.
Di Sulut partai yang sempat dipimpin oleh GS Vicky Lumentut dan telah berganti kepemimpinan ke EE Mangindaan termasuk banyak mengkoleksi kader yang kurang loyal.
Setidaknya dari cakupan ada kader utama ketua DPD Vicky Lumentut hengkang dari Demokrat ke Nasdem, kemudian ada anggota DPRD Bitung Habriyanto Achmad memilih pindah ke PDIP pada pileg 2019.
Baca: Pedagang Keluhkan Penataan Pasar, Neltji: Sering Diusir, Sayur Dibuang Petugas
Baca: Ibu Dua Anak jadi Pengedar Narkoba, Ketahuan Polisi Simpan Sabu Dalam Bra
Baca: Tiga Tahun Kepemimpinan, Vicky Beber Peran Pasukan Khususnya
Tahun 2010 juga Netty Agnes Pantow anggota DPRD Sulut terpilih dari partai Demokrat Daerah pemilihan (Dapil) Minut Bitung memilih melawan partainya sendiri disaat menjabat anggota DPRD Provinsi, dengan mencalonkan diri dari Partai Golkar.
Padahal ada calon dari Partai Demokrat saat itu yakni Sompie Singal dan Yulisa Baramuli.
Bergeser sedikit ke Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) ada Jonly Ombeng eksodus ke PDIP, ditingkat nasional ada Tuan Guru Bajang dan Ruhut Sitompul.
Kata akademisi Fisip Unsrat Manado ini kurangnya ketegasan partai, mekanisme pemilihan kader, sikap dari pengurus pusat yang kurang cepat dan lembek dianggap cukup mengganggu performa dari partai yang diketuai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Demokrat perlu cepat mengadakan evaluasi, Demokrat pasti memikirkan dapat mencalonkan capres sendiri dan partai pun bisa mendapat bonus elektoral.
Baca: Ketua BPKP Sulut Dilantik, Ini Sosoknya
Baca: Tati Antri Beli Paket Sembako di Pasar Murah, Selisi Sampai Rp 3.300
Baca: Imbas Harga Tiket Pesawat Naik, PT Angkasa Pura Pekanbaru Rugi Rp 12 Miliar
Namun demikian bonus elektoral itu bisa juga di dapatkan dengan kader yang kerja keras tapi juga harus disiplin, loyalitas dalam sebuah partai merupakan harga yang tak bisa ditawar.
Konsepnya sedang berperang untuk rakyat, bagaimana mungkin ada prajurit yang tak loyal.
Gagasan besarnya bila ingin berbenah, segera deteksi kader kader yang tidak mengikuti arahan partai.
Trend politisi muda sesuatu hal yang perlu secara konsisten juga dilakukan oleh Partai Demokrat yakni menggaet pemilih milenial, ini dianggap menjadi kunci sukses Kemunculan Partai berlogo mercy ini yang langsung mendulang suara sangat signifikan.
Sampai saat ini kemenangan pilpres SBY masih memegang record.
Baca: 24 Tahun KGMPUT Terus Eksis Ciptakan Kader Generasi Mudanya, Mari Bangun Daerah Tercinta
Baca: Nikita Mirzani Nangis Saat Lihat Kondisi Arkana di Ruang NICU, Begini Curahan Hatinya
Baca: Terkait Calon Pilwako, PDI Perjuangan di Kota Cakalang Ini Sebut Tetap Ikut Makanisme
Demokrat mampu membangun citra generasi muda, partai dengan konsep kekinian, ini yang perlu dipertajam konsepnya, menjadikan politik menyenangkan dan saling menyemangati.
Fenomena Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) putra SBY yang kini memegang jabatan Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, diakui sebagai fenomena baru.
Hal ini diakui mencuri perhatian publik nasional, manuver di babak akhir pilpres, tampil turun kuliah umum di berbagai tempat di indonesia.
Demokrat memang sudah harus memikirkan dengan matang pengkaderannya, intinya harus kompak, satu komando.
Secara psikologis bila kompak akan sangat mempengaruhi perilaku pemilih, bagaimana mungkin pesan dan visi AHY akan bisa sampai ke masyarakat bila struktur tidak dipermantap.
Baca: UPDATE, Pembunuh PSK yang Ditemukan Tanpa Busana Diringkus Polisi, Begini Pengakuannya
Baca: Kebutuhan Pokok Dijual dengan Harga Murah, Apa Penyebabnya?
Baca: Romantis, Elvia Cerolline Rela Panas-Panasan di Motor Demi Ngabuburit Bareng Billy Syahputra
Ditempat terpisah, dari hasil pleno tingkat Kecamatan hingga provinsi Sulut, satu kursi partai Demokrat di DPR RI harus lepas.
Sedangkan di DPRD Sulut dari enam kursi periode 2014-2019 turun hanya empat kursi.
Enam kursi dari Partai Demokrat periode 2014-2019 disabet oleh James Karinda dan Siska RO Mangindaan dari dapil kota Manado.
Netty Agnes Pantouw dapil Minut, Edwin Yerry Lontoh dapil Nusa Utara, Bily Lombok dapil Minsel Mitra dan Marthen Manuel Manoppo dapil Minahasa Tomohon.
Sedangkan empat kursi Demokrat di Gedung cengkih (DPRD) Sulut periode 2019-2014 direbut Kristo Ivan Cristo Lumentut dari dapil Kota Manado.
Netty Agnes Pantouw dari Minut Bitung, Ronald Sampel dari Nusa Utara, Billy Lombak dapil Minsel-Mitra. (crz)