Ketua Fraksi PDIP DPRD Sulut Rocky Wowor Apresiasi Terobosan Populis Gubernur Yulius Komaling

TRIBUNMANADO.CO.ID -  Meski baru enam bulan memimpin Sulawesi Utara, kepemimpinan Gubernur Yulius Selvanus melahirkan sejumlah terobosan yang mengatasi persoalan mendasar warga Sulawesi Utara. 

Beberapa di antaranya, usulan penetapan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) serta listrik 24 jam untuk masyarakat Pulau Gangga dan Talise, Kecamatan Likupang Barat, Minahasa Utara. 

Terobosan itu mendapatkan apresiasi dari Ketua Fraksi PDIP DPRD Sulawesi Utara Rocky Wowor. 

Politisi millenial ini kagum dengan terobosan Gubernur Yulius Selvanus Komaling yang menjawab kebutuhan jangka panjang warga Bumi Nyiur Melambai. 

"Dua terobosan itu merupakan pencapaian yang telah lama dinantikan masyarakat Sulut," kata Rocky di Manado, Jumat (15/8/2025). 

Gerak cepat gubernur Yulius Selvanus dengan mengkoordinasikan dengan PLN serta kemampuan lobi yang didukung dengan restu presiden RI Prabowo Subianto dapat terwujud.

Terobosan populis berikutnya yang dilakukan Gubernur Yulianus Selvanus untuk daerah kata Rocky Wowor adalah didapatkan ijin Wilayah pertambangan rakyat (WPR).

"Ijin WPR untuk Sulut sebanyak 30 blok adalah yang terbesar ditingkat provinsi se Indonesia. Mendapatkan ijin sebesar itu tidaklah mudah," kata politisi asal Bolmong Raya ini.

Lanjut Wowor, kemudahan yang didapat Gubernur Yulianus Selvanus karena didukung penuh Presiden RI Prabowo Subianto.

"Meskipun didukung dan direstui Prabowo, tapi jika tidak dibarengi dengan niat membangun serta ide yang berpihak untuk kepentingan warga,semua akan sia-sia," katanya lagi.

Ia mengatakan terobosan dan inovasi baru dari Gubernur Yulius Selvanus sangat dinantikan.

"Warga Sulut diberkati dengan kehadiran pemimpin yang bersinergi dan diperhatikan pusat," tandasnya.

Terobosa Yulius Selvanus, Pulau Gangga dan Talise Minut Dapat Listrik 24 Jam

Kerinduan yang puluhan tahun dinanti masyarakat Pulau Gangga dan Pulau Talise di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, akhirnya menjadi kenyataan.

Sebelumnya, listrik yang terbatas hanya menyala 6-12 jam sehari membuat masyarakat harus beradaptasi dengan keterbatasan, baik untuk penerangan, pendidikan, maupun kegiatan ekonomi.