Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Opini

Echo Chamber dan Ancamannya Terhadap Kebebasan Berpikir Manusia

Echo Chamber dan Ancamannya Terhadap Kebebasan Berpikir Manusia dalam Perspektif John Stuart Mill: On Liberty

Kolase/HO
OPINI - Ditulis oleh Yohanis Elia Sugianto, Mahasiswa Pascasarjana Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. Echo Chamber dan Ancamannya Terhadap Kebebasan Berpikir Manusia dalam Perspektif John Stuart Mill: On Liberty 

Konsekuensi tak terhindarkan dari fenomena echo chamber karenanya, adalah homogenitas informasi, kurangnya disonansi kognitif, konfirmasi bias bahkan polarisasi opini

Kebebasan Berpikir Manusia Menurut John Stuart Mill

Perihal pentingnya kebebasan berpikir, pernah disoroti oleh seorang Filsuf Inggris, John Stuart Mill melalui bukunya On Liberty pada tahun 1859. 

Buku ini ditulis sebagai pembelaan atas kebebasan individu dalam berhadapan dengan tirani mayoritas. 

Dalam pandangan Mill, adalah sungguh sebuah kesalahan bilamana keseragaman dipaksakan dalam hidup sosial. 

Keberagaman justru adalah syarat penting bagi kemajuan peradaban. Karenanya beberapa point penting berikut kiranya digarisbawahi: 

1) Kebebasan berpikir dan perannya bagi kemajuan hidup manusia: Sebagai hak fundamental, kebebasan berpikir adalah hak yang harusnya bebas dari segala bentuk pengekangan entah secara langsung atau tak langsung, sengaja atau tanpa sengaja. 

Kendati demikian, agar dapat sungguh memberi daya kemajuan bagi individu pun lingkungan sosial, dogmatisme haruslah dihindari. Jaminan atas kebebasan berpikir sejatinya senantiasa terwujud dalam keterbukaan atas pengujian terhadap ide pun opini

Dua alasan yang mendasari pemikiran Mill atas cara demikian, adalah: Pertama, suatu kebenaran tak dapat diterima bila atasnya tak ada kritik atau pengujian. 

Menurut Mill, semua keyakinan yang diterima tanpa tantangan akan berakhir menjadi dogma yang tak bermakna. 

Itu sebabnya, kebebasan untuk mengekspresikan pandangan yang bertentangan, bahkan kendati dipandng keliru oleh mayoritas, harus dijamin demi memastikan bahwa kebenaran yang diyakini sungguh dipahami, sehingga tak diterima secara pasif begitu saja. 

Benturan gagasan adalah jalan menuju pengujian dan pemahaman kebenaran secara baik. Kedua, kekeliruan ide atau opini hendaknya dibawa dalam sebuah diskusi terbuka, dengan maksud agar lewatnya individu semakin dimampukan untuk memahami aspek-aspek yang benar. Bagi Mill, tak ada seorang pun manusia yang infalibil dalam menilai kebenaran. 

2) Kebebasan berpikir dan otonomi manusia: Kebebasan berpikir, menurut Mill memiliki kaitan yang sangat erat dengan konsep otonomi individu. 

Perkembangan manusia dapat berjalan secara optimal bila diberikan kebebasan dalam mengeksplorasi ide-ide dan membuat pilihan hidup sendiri tanpa tekanan sedikitpun. 

Mill menyatakan bahwa potensi manusia sebagai agen rasional yang mampu berpikir secara mandiri hanya bisa teraktualisasi secara penuh, bilamana kebebasan berpikir dan berekspresi diberikan secara penuh. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Aib untuk Like

 

Relawan Palsu dan Politik Rente

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved