Catatan Wartawan
Kacang Anti Kamboja
Willy dan Brenda lebih pas jadi bintang film atau foto model idola remaja. Tapi kedua pasangan ini menjalani profesi yang tak biasa.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
"Ya karena banyak orang jualan kacang, jadi kami ikut saja," kata dia.
Pilihan itu datang begitu saja. Begitu usai sekolah, keduanya bersama - sama dan memutuskan jadi penjual kacang.
Ini ibarat jalan pedang.
Di saat anak muda seumuran mereka memilih melanjutkan kuliah atau mungkin santai dulu, keduanya telah menetapkan diri untuk berwirausaha.
"Awalnya memang sulit, tapi dengan bekal motivasi kuat, semua bisa tertangani dengan baik," katanya.
Pendapatan sebagai penjual kacang tak menentu. Kadang dapat banyak. Kadang juga seret.
"Tergantung stok kacang sih, jika kacang banyak per hari bisa 200 an ribu," katanya.
Sebutnya, penghasilan dari usaha menjual kacang digunakan untuk membiayai kehidupan pasutri baru ini. Terutama mengongkosi anak mereka yang masih balita.
"Ia dijaga orang tua kami," katanya.
Keberadaan pasangan ini kadang membersitkan tanya.
Masih muda, ganteng dan cantik pula, kok jualan kacang ?
"Yang penting kan halal, untuk apa gengsi," kata dia sambil tersenyum.
"Yang malu kalau kita korupsi," katanya.
Beberapa hari yang lalu saya meliput acara Job Fair.
Saya sedikit terkejut melihat sedikitnya peminat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.