Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Catatan Wartawan

Darah Menjadi Kopi

"Awalnya arwah dari korban seakan memburu saya, ia seperti membayangi saya, setelah itu saya diteror rasa sesal," kata dia.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Ventrico Nonutu
Tribunnews.com
CATATAN WARTAWAN - Foto ilustrasi. Darah Menjadi Kopi. 

L menuturkan, suatu hari ia dan kawan kawannya pesta miras. 

Tiba-tiba datang seseorang yang memukul kawan L. 

Darah muda L yang kala itu berusia belasan tahun bergolak. 

Baca juga: Buta Sejak Lahir

Orang itu ia tikam. Tak disangkanya bakal mati.

Jadi pembunuh membuatnya penuh sesal.

"Awalnya arwah dari korban seakan memburu saya, ia seperti membayangi saya, setelah itu saya diteror rasa sesal," kata dia.

L galau. Selain sesal, ia diteror rasa rindu.

"Ini rasa yang menghancurkan saya," katanya.

Momen membaca Alkitab adalah awal kelahiran kembali L.

Entah mengapa, baca Alkitab yang sebelumnya terasa membosankan, di dalam penjara jadi sesuatu yang asyik.

"Setiap baca Alkitab saya jadi damai," katanya.

Hati L yang sudah dicangkul ayat Alkitab, lantas ditanami tanaman baru oleh para penginjil.

Mereka adalah para preman tobat.

"Dari situ saya benar-benar bertobat, mengaku dosa saya di hadapan Tuhan. Setelah itu serasa ada sesuatu yang baru dalam hati saya. Menurut seorang penginjil, itulah damai sejahtera," katanya. 

Damai itu menelanjanginya. Ia tak punya sesuatu untuk hidup.

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved