Catatan Seorang Jurnalis
Indahnya Mengampuni
Dia pria tua yang kehilangan anaknya, seorang gadis manis berumur 7 tahun. Pelakunya adalah tetangga sendiri.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pria tua itu ringkih. Karena usia serta beban hidup yang berat.
Di wajahnya tergurat senja dan kesedihan tiada tara.
Dia pria tua yang kehilangan anaknya, seorang gadis manis berumur 7 tahun.
Sang anak korban pembunuhan sadis. Ia diculik, dirudapaksa dan dibunuh.
Mayatnya ditemukan dalam karung. Pelakunya tetangga sendiri. Yang ia kenal dekat. Oknum aparat desa.
Setelah sepekan buron, mayat si pembunuh ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di sebuah kebun yang tak berada jauh dari TKP. Kata polisi, ia bunuh diri.
Tak ada lagi ceria dalam hidup si pria tua. Ia lupa caranya berbahagia.
Hendak makan, tampak wajah si pembunuh dalam piring.
Hingga piring tak berdosa itu jadi sasaran amukan; dibanting lalu pecah berkeping-keping.
Ingin mandi, air di bak menjadi layar bioskop yang menayangkan kejadian pembunuhan sang anak dalam imajinya.
Peristiwa pembunuhan ini viral awal tahun 2021.
Sebagai wartawan saya beruntung dapat mewawancarai si bapak secara dekat.
Hampir tiap hari saya mewawancarainya. Dan ia mirip mayat hidup.
Di hari ketujuh, saya datang dan ia terlihat beda. Matanya yang dulu liar, kini bersinar lembut.
"Saya sudah mengampuninya," kata dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.