Catatan Seorang Jurnalis
Joker dan Kita
Kesimpulan film Joker pertama yang tayang beberapa tahun lalu; orang jahat adalah orang baik yang tersakiti. Namun Joker kali ini tak mudah disimpul.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Saya menonton film Joker Folie a Deux di salah satu bioskop di Manado dengan penuh harap.
Namun yang ketemu adalah rasa getir.
Ini film yang rumit.
Endingnya anti klimaks.
Kesimpulan film Joker pertama yang tayang beberapa tahun lalu; orang jahat adalah orang baik yang tersakiti.
Namun Joker kali ini tak mudah disimpulkan.
Saya melihat ke dalam dimensi yang mungkin saja ditawarkan sutradaranya.
Yakni bagaimana kewarasan menembus ke yang tak waras.
Dan bagaimana orang tak waras melihat dunia.
Adegan musikal yang keseringan di sepanjang film ini bak waham atau delusi yang dilihat oleh orang tak waras.
Tarian Joker, atau nyanyiannya adalah dunia yang ia lihat dan alami ; dia mengklaimnya sebagai kebenaran.
Sementara kita yang waras tahu bahwa dunia Joker adalah kegilaan.
Bagi saya, tema utama film ini adalah dua sosok di satu tubuh.
Sosok pertama adalah Joker. Sosok kedua Arthur Fleck.
Joker adalah seorang perusak, pencinta kejahatan yang bisa membunuh sambil tertawa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.