Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah

3 Lokasi Wisata Sejarah di Kotamobagu: Makam Raja Datoe Cornelis Manoppo hingga Gereja Tua GMIBM

Berikut tiga tempat bersejarah yang dapat dikunjungi untuk mengenal lebih dalam jejak masa lalu Kotamobagu, Sulawesi Utara.

HO
Tiga tempat bersejarah yang dapat dikunjungi untuk mengenal lebih dalam jejak masa lalu Kotamobagu, Sulawesi Utara. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Daerah Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara (Sulut) tak hanya menawarkan panorama alam, tetapi juga destinasi wisata sejarah yang kental dengan nilai budaya dan warisan leluhur.

Bagi pecinta sejarah, berikut tiga tempat bersejarah yang dapat dikunjungi untuk mengenal lebih dalam jejak masa lalu Kotamobagu.

Makam Raja Datoe Cornelis Manoppo

Salah satu situs bersejarah yang wajib dikunjungi adalah Makam Raja Datoe Cornelis Manoppo, raja pertama Kerajaan Bolaang Mongondow yang memerintah dari tahun 1905 hingga wafat pada 1927.

Makam yang terletak di Kelurahan Matali, Kecamatan Kotamobagu Timur ini bukan hanya menjadi tempat peristirahatan terakhir Raja Manoppo, namun juga makam anggota keluarga kerajaan lainnya, termasuk anak, cucu, dan menantunya.

Makam ini mudah diakses karena berada di depan Jalan Raya Matali yang mengarah ke Kelurahan Pobundayan, sekitar 15 menit dari pusat kota.

Kehadiran makam ini menjadi saksi bisu sejarah panjang Kerajaan Bolaang Mongondow di masa lalu.

Masjid Al-Huda, Masjid Tertua di Kotamobagu

Berdiri sejak era Kolonial Belanda pada Februari 1926, Masjid Al-Huda yang terletak di Kopandakan Satu, Kecamatan Kotamobagu Selatan, adalah masjid tertua di Kotamobagu.

Di masjid ini, pengunjung masih bisa melihat mimbar asli yang terbuat dari kayu adow, yang terkenal kokoh.

Mimbar berusia hampir satu abad ini tetap dipergunakan hingga sekarang.

Selain sebagai tempat ibadah, masjid ini menjadi tujuan wisata sejarah, di mana pengunjung bisa merasakan suasana religi yang khas sambil menikmati nuansa sejarah yang kental.

Lokasinya pun cukup dekat, hanya sekitar 30 menit dari pusat kota Kotamobagu.

Gereja Tua GMIBM

Gereja GMIBM Pusat Kotamobagu, yang dikenal sebagai Gereja Tua, menjadi salah satu rumah ibadah tertua di Kotamobagu dan masih difungsikan hingga saat ini.

Gereja yang diresmikan pada tahun 1923 ini memiliki arsitektur bergaya Eropa-Belanda yang megah dan klasik, mencerminkan pengaruh Zending Belanda yang datang ke Bolaang Mongondow pada awal abad ke-20.

Dibangun pertama kali pada 1906, gereja ini menjadi saksi penyebaran agama Kristen di wilayah ini dan tetap mempertahankan keaslian bangunannya.

Lokasinya yang hanya berjarak 10 menit dari pusat kota menjadikan gereja ini mudah dijangkau oleh wisatawan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved