Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah

Kisah di Balik Nama Es Teler: Dari Celetukan Mahasiswa UI hingga Legenda Metropole

Awal cerita bermula di tahun 1970-an. Samijem Darmowiyono dan suaminya, Darmowiyono, meninggalkan kampung halaman mereka di Sukoharjo

Editor: Rizali Posumah
META AI
ILUSTRASI MINUM ES - Ilustrasi dua orang mahasiswa sedang menikmati es. Gambar dibuat oleh Meta AI pada Sabtu (9/8/2025). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Jakarta bukan hanya kota megapolitan penuh gedung pencakar langit, tetapi juga gudangnya kuliner legendaris.

Salah satunya adalah Es Teler Sari Mulia Asli, minuman manis segar yang lahir dari kisah unik dan perjuangan panjang sepasang perantau.

Awal cerita bermula di tahun 1970-an.

Samijem Darmowiyono dan suaminya, Darmowiyono, meninggalkan kampung halaman mereka di Sukoharjo, Kabupaten Solo, Jawa Tengah, untuk mengadu nasib di ibu kota.

Samijem berjualan jamu gendong, sedangkan suaminya menjadi pedagang rokok.

Tak lama kemudian, Samijem mencoba peruntungan baru: berjualan es campur di Jalan Cilacap.

Isian awalnya sederhana: pepaya, buah atep, cincau, kelapa, dan nangka. 

Es disajikan manis dan segar.

Berkat izin Ketua RW setempat, ia membuka lapak di depan rumah, sambil menjual bakso dan siomay.

Hingga suatu hari, seorang mahasiswa Universitas Indonesia yang menjadi pelanggan setia memesan es campur dengan komposisi berbeda: alpukat, nangka, dan kelapa, ditambah kental manis serta sirup gula buatan sendiri.

Setelah menyeruput, ia spontan berseloroh, "Wah, esnya bikin teler. Ya sudah, Yayuk, namain aja es teler."

Celetukan itu ternyata menjadi titik balik.

Nama “es teler” melekat hingga sekarang, dan menu itu menjadi primadona.

Dari Pegangsaan ke Metropole

Popularitas es teler membuat Samijem harus berpindah lokasi.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved