Mata Lokal Memilih
Pantas Anies Baswedan Disebut Susah Dapat Dukungan dari NU, Ternyata Partai Ini Alasannya
Kemudian, dia pun mengungkapkan alasan Anies sulit diterima warga NU lantaran ada PKS yang menjadi salah satu pengusungnya.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Anies Baswedan memang belum memutuskan untuk mengumumkan siapa calon wakil presiden.
Ia menganggap itu sebagai kejutan nantinya untuk partai dan para pendukung.
Ada tiga nama yang sering didengar dan digadang sebagai kandidat cawapres yaitu AHY, Khofifah Indar Parawansa, dan Ahmad Heryawan.
Baca juga: 3 Ketum Parpol Koalisi Perubahan Setujui Sosok Bakal Cawapres Anies Baswedan, Segera Diumumkan?
Namun pengamat politik menyebut bahwa ada calon yang tak dapat bersanding dengan Anies Baswedan.
Mereka adalah para tokoh Nahdlatul Ulama (NU).
Ternyata itu lantaran keberadaan satu partai yang masuk dalam koalisi perubahan.
Artinya satu kandidat Cawapres tak mungkin lagi untuk disandingkan, yaitu Khofifah Indar Parawansa.
Baca juga: Figur Cawapres Pendamping Anies Baswedan Sudah Disetujui 3 Ketum Partai Koalisi, Kapan Diumumkan?
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengungkapkan capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan tidak dapat bersanding dengan cawapres yang merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU).
Awalnya, Adi menyinggung soal kelemahan Anies sebagai capres di Pilpres 2024 mendatang yaitu sulit menang di Jawa Timur dan tak diterima oleh warga Nahdlatul Ulama (NU).
Kemudian, dia pun mengungkapkan alasan Anies sulit diterima warga NU lantaran ada PKS yang menjadi salah satu pengusungnya.
"Saya selalu mengatakan dimana ada PKS di situ, maka haram hukumnya bagi Nahdliyin untuk menjadi bagian politik. Ini menjadi barrier politik sebenarnya," ujarnya dalam YouTube Akbar Faisal Uncensored, dikutip pada Minggu (11/6/2023).
Baca juga: Tiga Partai Koalisi Perubahan Setuju Satu Nama Cawapres Anies Baswedan, Ini Alasan Belum Diumumkan
"Kan kita tahu, NU dan PKS itu kayak air dan minyak yang tidak bisa bersatu," sambungnya.
Adi, lewat analisanya tersebut, semakin yakin bahwa Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawangsa yang juga merupakan tokoh NU tidak akan bisa bersanding dengan Anies meski sudah diendorse oleh KPP khususnya Nasdem.
Bahkan, Adi pun merasa Khofifah baru bersedia menjadi cawapres Anies jika hal tersebut adalah perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Ini yang saya kira, ada kesulitan yang kemudian akan terjadi pada praksisnya, sekalipun ada idealis yang akan dibangun, ya."
"Tapi pada level praktik, saya agak susah sebenarnya untuk menjadikan Khofifah sebagai wakilnya Anies Baswedan dalam konteks itu. Rasa-rasanya Khofifah mau jadi wakil Anies kalau yang minta Jokowi," jelasnya.
3 Alasan AHY Jadi Cawapres Paling Realistis bagi Anies
Pada kesempatan yang sama, Adi pun mengatakan sosok pendamping Anies sebagai cawapres yang paling realistis adalah Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dalam pernyataannya, Adi membeberkan tiga alasan AHY paling realistis menjadi cawapres Anies.
Pertama, AHY yang berstatus sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, merupakan poros penting dalam KKP.
Menurutnya, hal tersebut lantaran tanpa Partai Demokrat, Nasdem dan PKS pun tetap tidak dapat mencalonkan Anies sebagai capres 2024 karena tidak memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential treshold sebesar 20 persen.
Sebagai informasi, pada Pemilu 2019, Nasdem meraih 12,6 juta suara atau 9,05 persen dari total suara sah nasional.
Sedangkan PKS, memperoleh 11,49 juta suara atau 8,21 persenn dari total suara sah nasional.
Sehingga, ketika dijumlahkan KPP tanpa Demokrat, maka total suara hanya 17,26 persen dan tidak dapat memenuhi presidential treshold.
"Jadi satu-satunya, secara realistis, supaya yang idealnya poros yang ideal ini, ya AHY. Satu, tanpa AHY karena Ketua Umum Partai Demokrat, tentu poros ini tidak bisa maju."
"Jadi kadang Nasdem sama Anies ini agak kurang sadar bahwa untuk nyalon presiden 2024 itu harus menggenapi ambang batas presiden 20 persen. Ini kan kutukan politik yang nggak gampang," bebernya.
Kedua, Adi mengatakan elektabilitas AHY masuk tiga besar dalam beberapa hasil survei terkait cawapres 2024.
Sehingga, katanya, ini menjadi kombinasi yang pas untuk saling melengkapi antara Anies dan AHY dalam kontestasi menuju Pilpres 2024.
"Itu variabel penting yang bisa memenuhi kriteria cawapres Anies, mampu mendongkrak elektabilitas dan memenangkan pertarungan politik.
Terakhir, AHY merupakan simbol yang mewakili kelompok oposisi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) atau yang disebut Adi sebagai 'replika politik kelompok oposan'.
Sehingga, ketika disandingkan Anies bersama AHY sebagai , Adi mengatakan keduanya adalah paket komplit dalam Pilpres 2024.
"Jadi kalau Anies dan AHY, saya selalu mengatakan ini paket komplit kelompok-kelompok yang sangat anti (Jokowi) dan menginginkan perubahan-perubahan di negeri ini," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
MK Registrasi 11 Perkara Sengketa Pilkada dari Sulut, Baso Affandi: Hormati Proses Hukum |
![]() |
---|
Ajukan PHPU Pilkada Sulut ke MK, E2L-HJP Pilih Denny Indrayana Jadi Kuasa Hukum |
![]() |
---|
Menakar Ambang Batas Pertarungan Pilkada Sulut di Mahkamah Konstitusi, Catatan Pengamat Hukum |
![]() |
---|
KPU Tomohon Gelar Bimtek dan Simulasi Aplikasi Sirekap untuk PPK dan PPS Pilkada 2024 |
![]() |
---|
Bawaslu Mitra Sulawesi Utara Minta Media Awasi Tahapan Pilkada, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.