Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Perceraian di Manado

Kisah Sedih Perceraian di Manado Sulawesi Utara, Banyak Dipicu KDRT dan Orang Ketiga

Perceraian pun jadi pilihan akhir setelah berbagai cara yang ditempuh tak berhasil. Simak saja pengalaman Mario. Warga Manado, Sulawesi Utara.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
michaellovell.com
Ilustrasi perceraian. 

"Tapi akhirnya tak bisa, lantas saya gugat cerai dan kita berpisah," kata dia. 

KDRT

Kekerasan dalam rumah tangga juga jadi pemicu perceraian. Nisye, bukan nama sebenarnya, memilih bercerai meski hati terasa berat.

"Saya kerap dimaki dan dipukuli," kata dia. 

Menurut Nisye, sang suami hobi mabuk -  mabukan. Pekerjaannya pun tak tetap. 

Malah, Nisye yang banting tulang untuk hidupi keluarga. 

"Saya kerja di pasar," katanya. 

Semasa pacaran, Nisye mengaku terpukau ketampanan sang suami. Selain tampan, sang suami juga jago merayu.

"Ia memang sering miras tapi janji berubah," kata dia. 

Keduanya pun nikah lima tahun lalu. Enaknya hanya di bulan madu. Setelah itu neraka. 

"Setiap hari kami cek cok karena dia tak kerja hanya mabuk, dan dia mulai sering pukul saya," kata dia.

Sempat bimbang, Nisye akhirnya mantap bercerai setelah dapat wejangan ibunya. 

Angka perceraian di Kota Manado, Sulawesi Utara, bisa dibilang tinggi.

Bahkan dari data yang diperoleh Tribunmanado.co.id di Pengadilan Negeri (PN) Manado, dalam dua tahun tercatat ada 1916 gugatan perceraian.

Tahun 2022, menjadi tahun tertinggi gugatan perceraian.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved