Mata Lokal Memilih
Ganjarist Sumatera Selatan Doakan Ganjar Pranowo Untuk Pilpres 2024, Optimis Bisa Menang
Kris menyampaikan bahwa acara ini merupakan bentuk dukungan bulat serta upaya untuk membangun silaturahmi intensif antar sesama relawan Ganjar Pranowo
TRIBUNMANADO.CO.ID - Meski GP Mania sudah bubar, namun nyatanya Ganjar Pranowo tak pernah ditinggalkan oleh para pendukungnya.
Malah kini mereka menjadi lebih besar sebagai pendukung Ganjar Pranowo.
Perlahan tapi pasti para pendukung Ganjar Pranowo mulai menampakkan diri.
Baca juga: Erick Thohir Jadi Target Cawapres KIB, Juga Digadang Jadi Pasangan Ganjar Pranowo, Pilih Mana?

di Sumatera Selatan misalnya, mereka sudah muncul dengan nama Satuan Relawan (Satrel) Ganjarist Sumatera Selatan (Sumsel).
Mereka baru saja selesai menggelar doa bersama sekaligus deklarasi mendukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Meski sebenarnya PDI Perjuangan belum menentukan siapa calon presiden 2024 mendatang.
Namun mereka tetap optimis memenangkan Ganjar Pranowo.
Baca juga: Jawaban Erick Thohir Soal Isu Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Bukan Cocok Enggak Cocok
Acara yang dihadiri oleh Plt Ketua Umum Ganjarist Kris Tjantra dan puluhan pengurus Ganjarist Sumsel tersebut digelar di Graha Bandara Insani Palembang.
Kris menyampaikan bahwa acara ini merupakan bentuk dukungan bulat serta upaya untuk membangun silaturahmi intensif antar sesama relawan Ganjar Pranowo.
"Kita hadir bersama-sama untuk mendoakan NKRI yang kita cintai ini. Juga meneguhkan tekad kita mendukung Pak Ganjar Pranowo di Pilpres 2024," ujar Kris dalam keterangannya, Minggu (5/3/2023).
"Semoga kebersamaan dan kekompakan kita disini bisa terus berlanjut sehingga apa yang kita perjuangkan ini dapat terwujud yang berdampak baik bagi negeri kedepan," lanjutnya.
Baca juga: Ganjar Pranowo - Erick Thohir di Pilpres 2024, Dukungan PAN Wajar, Alasannya karena Hal Ini
Diketahui, doa pada kegiatan tersebut dilakukan secara Islam dipimpin oleh Ustaz Mustakim sedangkan doa secara Kristen dipanjatkan oleh Pendeta Andreas Siahaan.
Kris menyebut hal itu merupakan wujud dari keberagaman Indonesia yang majemuk juga menghargai keyakinan satu sama lain.
"Indonesia yang beragam ini terdiri dari banyak suku, budaya, serta agama. Maka acara ini juga merupakan perwujudan dari kemajemukan kita yang kita pertahankan dengan saling menjaga dan menghargai," tutur Kris.
Dia juga menyampaikan bahwa acara yang berbarengan dengan pelantikan pengurus Ganjarist Sumsel tersebut berjalan dengan lancar.
Pengurus pun menyatakan siap memenangkan Ganjar Pranowo.
"Puji Tuhan, Deklarasi Ganjarist Sumsel berlangsung lancar dan sukses. Ganjarist Sumsel siap memenangkan Ganjar Pranowo, siap konsolidasi dengan relawan Ganjar Pranowo lainnya. Ganjar Pranowo Indonesia Satu, Optimis," pungkasnya.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi kandidat calon presiden dengan pemilih potensial loyalis tertinggi.
Hal itu terlihat berdasarkan survei yang dilakukan Litbang Kompas terhadap 1.202 responden pada 25 Januari-4 Februari 2023.
Peneliti Litbang Kompas, Reza Felix Citra memaparkan, pendukung tokoh capres 2024 mendatang saat ini masih didominasi oleh tokoh yang mempunyai popularitas tinggi.
"Prabowo Subianto memimpin dengan pemilih potensial loyalis sebesar 23,5 persen," kata Reza, Jumat (3/3/2023).
Meski memiliki potensial pemilih loyalis tertinggi, namun elektabilitas Prabowo masih berada di bawahnya, yakni di angka 18,1 persen.
Menurut Reza, kondisi ini menunjukkan bahwa Menteri Pertahanan itu belum berhasil mengonversi dukungan pemilih potensialnya menjadi elektabilitas.
Hal yang sama, juga terjadi pada mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Pemilih potensial Anies diperkirakan sekitar 16,1 persen, padahal elektabilitasnya berada di kisaran 13,1 persen," kata Reza.
Di sisi lain, kata Reza, satu tokoh yang mengalami situasi berbeda adalah Ganjar Pranowo.
Saat ini elektabilitas Gubernur Jawa Tengah itu berada di angka 25,3 persen, sedangkan potensial loyalisnya 18,6 persen.
Padahal, ruang gerak kader PDI Perjuangan itu masih terbatas dan belum ada kepastian juga dia bakal menjadi calon presiden.
Di luar ketiga sosok tersebut, lanjut Reza, yang juga menarik dicermati adalah Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno.
Pendukung potensial loyalis dari Ridwan Kamil menjadi nomor dua terbesar yakni 20,1 persen, lebih tinggi dari Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Untuk Sandi, walaupun pendukung potensial loyalisnya lebih rendah dibandingkan Prabowo, Ganjar, Anies, dan Ridwan, pendukung potensial tambahannya menjadi nomor dua terbesar setelah Prabowo, yaitu 47,5 persen.
"Hal ini menandakan Ridwan dan Sandi memiliki potensi yang cukup untuk menjadi calon alternatif pemimpin bangsa masa depan," kata Reza.
"Khusus untuk Sandi, walaupun elektabilitasnya cenderung menurun, keterkenalan dan kesukaan publik terhadapnya bisa menjadi modal yang baik di masa datang," ucapnya.
Adapun seluruh responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.
Metode wawancara tatap muka ini berada di tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error penelitian lebih kurang 2,83 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Adapun baru-baru ini menurut survei Litbang Kompas, elektabilitas Prabowo dan Partai Gerindra meningkat secara bersamaan dari preferensi pemilih generasi Z.
Hal itu terekam dalam jajak pendapat Litbang Kompas terkini yang menunjukkan, elektabilitas Prabowo mendulang penambahan signifikan 4 persen dibandingkan survei Oktober 2022.
Survei Litbang Kompas pada Oktober juga mencatat pemilih Prabowo dari generasi Z sebesar 16,6 persen. Peningkatan ini merupakan yang pertama sejak survei yang sama digelar Januari 2022.
Sementara itu, partai politik yang didirikan Prabowo yaitu Gerindra, kini memiliki elektabilitas 17,1 persen atau naik 3,2 persen.
Kenaikan ini selaras dengan dinamika yang terjadi pada aspek ketokohan, di mana Prabowo sebagai ketua umum partai turut mendulang suara yang signifikan.
Sederet Fakta Survei Terkini Litbang Kompas
Hasil jajak pendapat yang diselenggarakan Litbang Kompas pada periode Januari 2023 menunjukkan sejumlah temuan terbaru, setahun menjelang Pemilu 2024.
Jajak pendapat ini berlangsung pada 25 Januari-4 Februari 2023, diikuti oleh 1.202 responden yang diambil dari 38 provinsi di Indonesia.
Survei berlangsung melalui wawancara tatap muka, sedangkan sampel dipilih secara acak menggunakan sistematis bertingkat.
Menggunakan metode itu memiliki kepercayaan publik 95 persen, dengan margin of error lebih kurang 2,83 persen.
Berikut beberapa fakta temuan survei:
1. Elektabilitas 10 Besar Parpol
Berikut urutan 10 besar tingkat elektablitas partai politik berdasarkan jajak pendapat Litbang Kompas Januari 2023:
1. PDI-P: 22,9 persen
2. Partai Gerindra: 14,3 persen
3. Partai Golkar: 9 persen
4. Partai Demokrat: 8,7 persen
5. Partai Nasdem: 7,3 persen
6. PKB: 6,1 persen
7. PKS: 4,8 persen
8. Perindo: 4,1 persen
9. PPP: 2,3 persen
10. PAN: 1,6 persen
2. Kinerja Pemerintah Bagus Elektabilitas Parpol Pendukung Ikut Naik
Mengutip Kompas.id, parpol yang mengalami kenaikan elektabilitas adalah parpol yang punya kemampuan organisasi dalam mengarusutamakan narasi politik mereka.
Sebaliknya, parpol kurang menguasai narasi politiknya, semakin tidak menarik di mata pemilih.
Survei periodik Kompas pada 25 Januari-4 Februari 2023 memperlihatkan dampak penguasaan narasi politik masih dinikmati partai pengusung pemerintah seperti PDI-P, Golkar, PKB, PPP, dan Nasdem.
"Elektabilitas parpol-parpol itu cenderung meningkat dalam batas tertentu seiring citra positif kinerja pemerintah. Seperti diberitakan harian ini kemarin, kepuasan terhadap kinerja pemerintah meningkat di seluruh indikator bidang pembangunan politik, hukum, ekonomi, dan kesejahteraan sosial," tulis Harian Kompas dalam laporannya.'
Dalam survei Litbang Kompas terbaru, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Maruf Amin naik dari 62,1 menjadi 69,3 persen.
PDI-P menjadi yang teratas dalam survei elektabilitas karena merupakan parpol pengusung utama pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Golkar juga naik 1,1 persen dan kini menduduki peringkat ketiga dengan 9,0 persen suara pemilih. Citra Golkar kerap terwakili dari penampilan ketua umumnya, Airlangga Hartarto, yang juga banyak disebut sebagai bakal capres dari Golkar.
3. Parpol Paling Aktif di Medsos
Konstituen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dinilai yang paling aktif di media sosial (medsos).
"PKS jadi partai dengan konstituen yang cukup aktif di dunia maya. Sebanyak 57,1 persen dari responden yang ingin memilih PKS sebagian besar pun cukup intens dalam mengakses media sosial dalam sehari," tulis tim Litbang Kompas Selasa (21/2/2023).
Berdasarkan hasil survei, lebih dari 63 persen dari konstituen partai ini mengaku selalu atau sering menggunakan media sosial tiap harinya.
Pentingnya manajemen citra dan pesan politik di ruang digital makin menguat bagi PKS ketika membandingkan dengan konsumsi media lainnya.
Sekitar 10 persen dari mereka yang ingin memilih partai ini menjadikan berita daring sebagai pilihan utama.
Sehingga, jika dijumlahkan, para pemilih PKS yang lebih memilih mengakses media digital (berita daring dan media sosial) jauh lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang lebih memilih menonton TV (31,4 persen).
Hal serupa dialami beberapa partai, termasuk Demokrat, Gerindra, dan Perindo.
Pada Partai Demokrat, jumlah konstituen yang menjadikan media sosial sebagai pilihan utama (46,3 persen) lebih banyak dibandingkan mereka yang lebih memilih menonton TV (42,6 persen).
Sama halnya dengan PKS, apabila pemilih Demokrat digabungkan dengan mereka yang memilih berita daring (10,5 persen), pengaruh propaganda di dunia maya untuk keuntungan elektoral dari partai ini tentu makin kuat.
Meskipun masih kalah dengan konstituen yang cenderung memilih menonton TV (45,5 persen), jumlah konstituen Partai Gerindra yang lebih memilih media sosial masih cukup tinggi di atas angka 40 persen.
Sama halnya dengan Perindo, yang 42,9 persen dari konstituennya menjadikan media sosial sebagai pilihan utama.
4. Parpol Terancam Tak Lolos ke Parlemen
Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan dua partai politik (parpol) yang sudah lolos ke parlemen pada Pileg 2019 terancam tak lolos ke Senayan dalam gelaran Pileg 2024 nanti.
Keduanya adalah Partai Persatuan dan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN), dengan hasil survei PPP 2,3 persen dan PAN 1,6 persen. Artinya, mereka tak memenuhi persyaratan parliamentary threshold sebesar 4 persen.
MK Registrasi 11 Perkara Sengketa Pilkada dari Sulut, Baso Affandi: Hormati Proses Hukum |
![]() |
---|
Ajukan PHPU Pilkada Sulut ke MK, E2L-HJP Pilih Denny Indrayana Jadi Kuasa Hukum |
![]() |
---|
Menakar Ambang Batas Pertarungan Pilkada Sulut di Mahkamah Konstitusi, Catatan Pengamat Hukum |
![]() |
---|
KPU Tomohon Gelar Bimtek dan Simulasi Aplikasi Sirekap untuk PPK dan PPS Pilkada 2024 |
![]() |
---|
Bawaslu Mitra Sulawesi Utara Minta Media Awasi Tahapan Pilkada, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.