Terorisme
Anak Muda Jadi Teroris, Soal Ideologi dan Menjadi Keren, Pengamat Terorisme Kritik BPIP
Narasi dalam terorisme bukan hanya soal ideologi tetapi lebih jauh dari itu. Ada beragam cara bagaimana anak muda bergabung dalam gerakan semacam itu.
Selain di penjara, Ridlwan juga mencatat ada persoalan belum terselesaikan dalam pengawasan mantan napi terorisme.
Secara fakta, mereka memiliki keluarga yang harus dinafkahi, tetapi masyarakat menolak kehadirannya.
Akhirnya karena tidak ada yang mengurus, mereka kembali beraksi.
Negara, kata Ridlwan, harus hadir dalam menyelesaikan persoalan tersebut.
Sementara persoalan baru yang juga mengancam adalah perang ideologi di media sosial.
“Hari ini, narasi Islam moderat justru tertinggal dibanding narasi besar kelompok takfiri, jihadi dan Salafi. Ini berdasarkan penelitian di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,” kata Ridlwan.
Negara perlu melibatkan influencer muda untuk membuat konten-konten terkait antiradikalisme.
Ridlwan justru mengkritik program lembaga semacam BPIP yang rajin menyelenggarakan seminar padahal anak muda tidak lagi terkait mengikuti kegiatan semacam itu.
Tantangan lain, menurutnya, adalah perbaikan koordinasi antarinstansi yang menangani isu radikalisme dan terorisme di Indonesia. (*)
Baca juga: Mahasiswi Cantik Arlita Egi Cortentie Sompotan Suka Spot Foto di Pantai Paal
Baca juga: TERKINI Korban Bencana Alam di NTT: 117 Orang Meninggal Dunia, Masih Dalam Pencarian 76 Orang
Baca juga: Aprindo Sulut Sambut Baik Dua Opsi Pembayaran THR