Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ex Philosphia Claritas

Ugahari dan Karakter Pemimpin

Keugaharian adalah keutamaan yang tampak dalam kemampuan mengendalikan diri, mengontrol diri dan mengetahui batas.

Dokumentasi pribadi
Ambrosius Loho, Dosen Unika De La Salle Manado 

Di saat yang sama, seorang yang ugahari adalah yang tidak pernah bermewah-mewahan.

Dia bisa menjadi moderator, yang bukan hanya sekedar pendengar tetapi menjadi penengah dalam kehidupan bersama, menjadi orang yang bisa mengantarai sebuah pembicaraan.

Maka menjadi pemimpin yang ugahari harus mampu dan bisa memobilisasi, menggerakkan sebuah kelompok masyarakat yang dia pimpin. (Ibid., hlm. 15).

Belajar dari sikap ugahari ini, tentu harapan dan keinginan masyarakat terhadap para pemimpin, sejalan dengan apa yang menjadi semangat para filsuf di zamannya.

Menjadi pemimpin tidak memperkaya diri, menjadi pemimpin adalah memberi diri, menjadi contoh dan hal yang tidak bisa diabaikan adalah memiliki etika publik yang patut dicontoh.

Terhadap bebagai kejadian yang terpentas, masyarkat perlu memberi ‘warning’ yang positif demi kemaslahatan bangsa dan negara.

Para pemimpin di sisi tertentu, sangat perlu untuk diawasi, dikawal dan diingatkan, karena mereka adalah pemimpin kita.

Tokoh masyarakat yang ditokohkan, diidolakan masyarakat, dan dikagumi masyarakat, bukan hanya sekadar menampilkan tampilan luar yang menarik, tapi terutama juga tampilan dalam diri, terutama menyangkut sikap, kepribadian dan cara berperilaku, harus menampakkan sikap yang ugahari.

Terhadap berbagai kejadian yang cukup memalukan dan mempertaruhkan kewibawaan seorang pemimpin, harus menjadi suatu pengalaman yang harus diubah, dan proses perubahan tentu harus berangkat dari menelaah setiap perbuatan-perbuatan yang dilakukan, kemudian mengambil langkah yang tepat dan benar demi kehidupan selanjutnya.

Akhirnya, setiap pemimpin perlu memiliki kesiapan mental dan spirit yang beretika. Mengingat bahwa menjadi pemimpin adalah sosok yang penting dalam sebuah kelompok, maka dengan memberi fondasi yang kuat dalam dirinya adalah juga penting.

Jadi, akhirnya seorang pemimpin harus memberi diri untuk menjadi seorang yang mampu memberdayakan diri dengan fondasi kuat untuk kemudian bisa menjadi pemimpin untuk semua orang. (*)

Begini Respons Nikita Mirzani Setelah Dengar Kabar Ustaz Maaher Minggal Dunia

9 Februari 2021, Diperingati Sebagai Hari Pers Nasional atau HPN, Ini Sejarahnya

Bikin Melongo, Ini Daftar Pengeluaran Bulanan Jaksa Pinangki

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Ketika Penegak Jadi Pemeras

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved