Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pengakuan Para Algojo

PENGAKUAN Haji SY, Sendirian Menebas Anggota PKI Satu per satu, Menolak saat Dibujuk dengan Uang

Seperti yang diketahui tepat hari ini mengenang peristiwa G30S PKI. Tentunya tragedi tersebut menjadi perjalanan kelam bangsa Indonesia.

Editor: Glendi Manengal
Istimewa/Repro: Olle Tornquist, Marxistisk barlast, 1982, h.217
Orang-orang PKI dan yang dianggap sebagai PKI ditangkap oleh tentara. Sebagian ada yang dieksekusi warga, sebagian melarikan diri. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Seperti yang diketahui tepat hari ini mengenang peristiwa G30S PKI.

Tentunya tragedi tersebut menjadi perjalanan kelam bangsa Indonesia.

Sejumlah perwira TNI dibunuh dengan keji dan para pelaku yang dieksekusi.

Soeharto Sempat Ingatkan Soekarno Soal PKI, Ini Yang Dia Sampaikan Saat Itu, Diungkap Pontjo Sutowo

Cerita Burhan Kapak Bantai Anggota PKI dengan Sadis Usai G30S: Lebih Baik Membunuh Daripada Dibunuh

Kisah Pengangkat Jenazah Korban G30S/PKI di Lubang Buaya: Bau Busuk Mayat Buat Tak Bisa Makan

Tragedi kemanusiaan peristiwa Gerakan 30 September 1965 menyisakan luka yang mendalam bagi mereka yang terlibat baik sebagai pelaku maupun korban.

Kebijakan pemberantasan terhadap orang-orang dari Partai Komunis Indonesia (PKI) dan para simpatisannya menyulut pembunuhan di Jawa dan Bali hingga menyebar ke daerah-daerah di seluruh Indonesia.

Para algojo atau penjagal muncul sebagai eksekutor untuk membunuh orang-orang Partai Komunis Indonesia (PKI) atau mereka yang dicap sebagai PKI.

Berikut adalah kesaksian para algojo yang Tribunnewswiki.com himpun dari Liputan Khusus Tempo edisi 1-7 Oktober 2012, 'Pengakuan Algojo 1965'.

Di bagian ini, Tribunnewswiki.com melihat peristiwa 1965 dari perspektif para algojo.

Informasi yang dituliskan telah terlebih dahulu dilakukan verifikasi melalui beberapa sumber informasi.

Selain itu juga telah dilakukan pengecekan apakah benar pelaku atau orang yang sekadar ingin dicap berani.

Privasi narasumber tetap diutamakan.

Pencantuman nama seseorang diperoleh melalui izin atau berita yang telah memperoleh izin.

Beberapa orang yang tak ingin disebut namanya, maka akan dicantumkan inisial.

Sedangkan foto yang terpampang adalah mereka yang telah memberikan izin gambar untuk diketahui publik luas.

Tidak ada niatan untuk membuka aib atau menyudutkan orang-orang yang terlibat.

Halaman
1234
Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved