Pengakuan Para Algojo
PENGAKUAN Haji SY, Sendirian Menebas Anggota PKI Satu per satu, Menolak saat Dibujuk dengan Uang
Seperti yang diketahui tepat hari ini mengenang peristiwa G30S PKI. Tentunya tragedi tersebut menjadi perjalanan kelam bangsa Indonesia.
Ia dibekali dengan baju dan celana hitam serta pedang samurai.
Sesampainya di Gurah, Haji SY menuju kantor organisasi GP Ansor.
Di tempat ini, Haji SY melihat tentara dan ia disuruh untuk membawa 10 orang ke sebuah rumah besar yang berjarak 700 meter dari tempatnya.
Rumah tersebut adalah milik pimpinan PKI asal Ponorogo.
Haji SY bersama temannya kemudian mendobrak pintu hingga ambruk, beberapa saat kemudian sang pemilik rumah muncul.
Menurut pengakuan Haji SY, orangnya berperawakan tinggi besar dengan kumis tebal.
Sang pemilik rumah mengatakan, "Kate laopo, le? Kate guyon ta?" (Mau apa kamu ? Mau bercanda ya ?).
Fadholi, teman Haji SY mengatakan, "Iya".
Saat itu, orang tersebut lalu menghunus pedang pendek dan membacok Fadhol, namun luput.
Teman Haji SY satu lagi, Gus Ghozi kemudian mencoba membalas dengan menggunakan pedang samurai yang ia bawa.
Ternyata balasan temannya tidak mempan.
Diakui oleh Haji SY bahwa perkelahian berjalan alot.
Ia kemudian bergegas menuju ke sebuah tanggul yang berada di dekat sungai untuk mengambil batang singkong berukuran sekitar tiga jari tangan.
Lalu ia memukulnya ke punggung.
Orang tersebut kemudian gemetaran, dan Haji SY langsung menebasnya dengan pedang samurai yang menyebabkan kepalanya jatuh.
Sama seperti pembunuhan pertama yang ia lakukan, setelah menebas kepala pimpinan PKI di Ponorogo ini, Haji SY kemudian diguyur air kembang tiga kali (tiga timba).
Setelah itu, ia dihadiahi dengan sarung cap Manggis kotak-kotak hitam dan kemeja putih merek Santio.
Sejak saat itu, Haji SY dijuluki sebagai "Sueb Ganyang" karena dianggap berani menghadapi orang-orang PKI.
Berdasarkan penuturannya, orang PKI terakhir yang ia tangkap dan bunuh adalah Albidin, Ketua CC PKI di Paiton.
Alasan Membunuh PKI
Haji SY menuturkan alasannya mengapa ia mengikuti operasi untuk membunuh orang-orang PKI.
Ia merasa bahwa hal yang ia lakukan adalah tugas negara.
Menurutnya juga, apabila PKI menang, maka ia menganggap bahwa Islam akan dihancurkan.
Haji SY juga semakin yakin karena orangtua dan Kiainya merestui.
Menurutnya, apabila ia mati ia menganggap akan mati syahid.
Setelah berhasil membunuh tokoh PKI di Gurah, Ponorogo, Haji SY diangkat memimpin rombongan dan bertugas memberi perintah, namun tidak diberi izin untuk membunuh lagi.
Haji SY mengaku sempat merasa kasihan terhadap orang-orang PKI.
Ia mengaku selalu teringat pesan para kiainya agar tidak sembarangan menangkap dan membunuh.
Kendati demikian, ia katakan anak buahnya pernah salah tangkap orang.
Seorang guru ngaji, Pak Sarati pernah ditangkap, dikeroyok, dan dibantai karena dianggap orang PKI.
--
Sumber:
Liputan Khusus Tempo, 1 - 7 Oktober 2012 "Pengakuan Algojo 1965"
--
Tribunnewswiki.com terbuka dengan data baru dan usulan perubahan untuk menambah informasi.
--
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul "G30S 1965 - Pembantaian Terhadap Anggota PKI di Maumere, Nusa Tenggara Timur, https://www.tribunnewswiki.com/2019/09/12/g30s-1965-pengakuan-para-algojo-haji-sy.