Tajuk Tamu Tribun Manado
Kekuatan Nilai Kultural dalam ‘Ip Man’
Secara umum dapat dikatakan bahwa film Ip Man adalah film yang mengetengahkan fakta tentang seni bela diri dari China-Wing Chun.
Oleh:
Ambrosius M Loho M.Fil
* Dosen Universitas Katolik De La Salle Manado
* Pegiat Filsafat-Estetika
TULISAN ini dapat dikatakan bagian dari rasa penasaran penulis tentang nilai-niali kultural yang muncul dari seorang sosok Ip Man, dalam film Ip Man yang sementara ‘booming’ saat ini.
Rasa penasaran penulis tentu bukan tidak berlatar belakang. Sepintas kita melihat bahwa terdapat sesuatu yang mendasar dalam film ini. Dan karena mendasarnya, penulis merasa pantas untuk mengedepankan sisi yang mendasar itu, mengingat hal itu cukup mumpuni untuk bisa dijadikan pembelajaran bagi kita, terutama edukasi kultural, untuk tidak sekedar larut dalam euforia muncul dan ‘boomingnya’ sebuah film.
Sejak pertama kemunculannya (Ip Man 1 pada tahun 2008, seri 2 tahun 2010 dan seri 3 tahun 2015), sosok Ip Man selalu menjadi perhatian. Bahkan dalam dunia akademik, sejauh pengamatan dan penelusuran penulis, sekurang-kurangnya telah dibuat beberapa kajian dalam bentuk skripsi/tesis di beberapa universitas di Indonesia. Isinya tentu menarik untuk dibaca, diketahui dan dijadikan model.
Sosok Ip Man adalah sosok pahlawan yang kental dengan sifat ‘mempertahankan nilai-nilai kultural’ yang utuh dan menyatu dengan seni bela diri khas Tionghoa; Kungfu aliran Wing Chun.
Semua orang kagum pada sosok ini, bahkan dalam pengamatan penulis, ketika Ip Man 4 muncul sebagai seri terakhir, antusiasme penonton sangatlah besar. Dan dari kesaksian penulis, ketika film yang dimaksud tayang keempat (edisi ‘midnight’) di XXI pun, penonton masih saja membeludak.
• Ribuan Warga Sulut Belajar Wing Chun, Saya Merasa Pekerja Sekaligus Pendekar
Kendati demikian, fakta antusiasme ini adalah fakta yang sebenarnya biasa saja, dalam arti fakta yang tidak perlu dibesar-besarkan, mengingat ketika juga muncul film-film sejenis atau bahkan film fenomenal lainnya, antusiasme yang sama dapat kita saksikan pula.
Dari beberapa kajian yang pernah dipublikasikan, penulis menemukan sekilas sejarah tentang sosok Ip Man itu. Secara umum dapat dikatakan bahwa film Ip Man adalah film yang mengetengahkan fakta tentang seni bela diri dari China-Wing Chun.
Sebagaimana sudah diuraiakan secara sepintas di atas, film ini mengetengahkan seni bela diri Tiongkok yang sebagian besar orang mengenalnya sebagai kungfu jenis Wing Chun. Jenis Wing Chun mempunyai gerakan yang sangat unik dan sedehana. Kungfu-Wing Chun adalah beladiri yang efektif. Teknik-teknik dalam Wing Chun berkarakteristik cepat, tepat, sederhana dan akurat, dalam menghadapi setiap serangan musuh (dirangkum dari berbagai sumber).
• Video Ahli Wing Chun Tantang Atlet MMA Bertarung, Hanya Butuh 6 Detik Penantang Lansung Tumbang
Terlepas dari keefektifannya, diketahui bahwa seni bela diri kungfu-Wing Chun adalah salah satu komponen penting dalam warisan kebudayaan Tionghoa, dan telah menjadi identitas etnis Tionghoa. Dari sekian banyaknya kebudayaan Tiongkok yang telah mendunia, seni bela diri adalah salah satu di antaranya. (bandingkan, Perkembangan Seni Beladiri Wing Chun di Kota Medan (2005-2013)).
Dari fakta singkat ini, apa yang paling penting untuk dikedepankan? Hemat penulis: nilai-nilai kultural-tradisi.
Maka dalam menguraikan nilai-nilai kultural, penulis berpijak dari sosok Mencius, sang filsuf Tiongkok (hidup di era 372-289 SM), yang mewariskan sekurang-kurangnya beberapa nilai kultural, yang tampak sejalan dengan apa yang ditunjukkan oleh sosok Ip Man.
• Ini Aktor Kungfu Pertama yang Masuk Hollywood, Bukan Bruce Lee atau Joe Taslim, Lahir di Indonesia
Menurut Mencius, manusia sudah sejak awal membawa empat sifat adikodrati yakni: Pertama, perasaan simpati; permulaan rasa kemanusiaan. Kedua, perasaan malu dan segan; awal dari kebajikan. Ketiga, perasaan rendah hati dan kebersamaan; permulaan kesopanan. Keempat, pemahaman tentang benar dan salah; permulaan kebijaksanaan. Kesemuanya itu merupakan pemberian ‘Langit’ yang dibawa sejak kelahiran, bandingkan dengan idea-idea bawaan, Allah, res cogitans, dan res extensa, Descartes. (Namang 2012).
Dari nilai-nilai kultural ini, yang sangat kental dan amat berkaitan erat dengan apa yang ditampilkan dalam film Ip Man adalah sisi kerendahan hati. Budaya rendah hati adalah kunci dalam kemenangan sebuah pertempuran kungfu.
Ketika bertarung dengan menggunakan kaidah-kaidah aturan kungfu, seorang petarung, katakanlah demikian, bukan semata-mata mau menunjukkan bahwa kungfu Tiongkok baik, melainkan ingin menyatakan bahwa meskipun kedudukan setiap orang berbeda karena memiliki tinggi rendahnya masing-masing, tapi tidak seharusnya ada perbedaan. Dari kungfu, kita belajar untuk saling menghargai. (Fadilah 2012: 19).
• Nasib Para Aktor Legenda Kungfu, Sammo Hung Lumpuh, Jet Li Mengkhawatirkan, Jackie Chan Operasi