Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sajjad, Warga Afghanistan yang Bakar Diri Adalah Kader HMI Manado, Dia Terkenal Pemberani

Kepada dirinya, Almarhum Sajjad sempat mengungkapkan keinginannya menjadi warga negara Indonesia dan tinggal di Manado.

Penulis: | Editor: maximus conterius
TRIBUN MANADO/ENRICO OLEY
Sajjad, warga Afghanistan yang meninggal setelah bakar diri, dimakamkan di pemakaman Muslim Malendeng, Manado, Kamis (14/2/2019). 

TRIBUNMANADO, MANDO - Sajjad, warga Afghanistan yang meninggal setelah membakar dirinya di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Manado, merupakan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Manado.

Sajjad membakar dirinya pada Kamis (7/2/2019) pekan lalu. Ia mengembuskan napas terakhir pada Rabu (13/2/2019) sekitar pukul 15.00 Wita setelah mendapatkan perawatan di RSUP Prof RD Kandou Manado.

Kepada TribunManado.co.id, Andry Van Bokshouw, pengurus HMI Cabang Manado, menceritakan pengalamannya bersama Sajjad.

"Saya bersama almarhum dibina di Badan Tazkir Fakultas Teknik dan di HMI Komisariat Teknik Unsrat Manado," ujarnya kepada Tribunmanado.co.id.

Menurut Andry, Sajjad terkenal tegas dan berani, salah dikatakan salah, benar dikatakan benar.

"Dia rajin kuliah dan sudah diwisuda November 2018," ujarnya.

Baca: Sehari Sebelum Bakar Diri, Sajjad Posting Ini di Facebooknya, Statusnya Sudah Ratusan Kali Dibagikan

Baca: Sajjad, Warga Afganistan yang Bakar Diri Meninggal, Ini Tanggapan Kepala Rudenim Manado

Sajjad alumnus Fakultas Teknik Unsrat Manado. Selama ini dia menyambi jualan online.

Selepas lulus kuliah dan menyandang status sarjana, almarhum mulai menekuni usaha sebagai teknisi elektronik di kawasan Megamas Manado.

Andry, yang juga alumnus Teknik Sipil Unsrat, mengenal kawannya itu sebagai orang yang sangat peduli orang lain.

"Orangnya sangat peduli dengan orang lain, makanya saya tidak heran kalau banyak yang datang, bahkan dari Politeknik dan IAIN Manado hadir mengantarnya," ujarnya.

Menurut Andry, sikap berani dan tegasnya itu yang bisa juga mendasari dia mengambil tindakan membakar dirinya.

"Kalau saya pikir ini sudah dia pikir secara panjang dan matang, makanya walau saya sempat kaget mendengar ini tapi pasti ini sudah dia pikir matang," ujarnya.

Baca: 11 Foto Sajjad, Imigran Afghanistan yang Bakar Diri di Rudenim Manado, Foto Terakhir Bikin Nangis

Baca: Cerita Sajjad, Pemuda asal Afganistan di Rudenim Manado soal Aksinya Bakar Diri

Kepada dirinya, almarhum sempat mengungkapkan keinginannya menjadi warga negara Indonesia dan tinggal di Manado.

"Impian almarhum Sajjad secara manusiawi ingin tinggal di sini," kata Andry.

Andry terkenang saat dirinya membesuk Sajjad di rumah sakit. Di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUP Kandou, ia menghibur almarhum dengan mengungkapkan bakal ada ‘kabar baik’. Almarhum pun menjawab, “Insyaallah”.

Teman-teman Sajjad dari HMI Manado mengusung keranda jenazah ke pemakaman Muslim Malendeng, Kamis (14/2/2019).
Teman-teman Sajjad dari HMI Manado mengusung keranda jenazah ke pemakaman Muslim Malendeng, Kamis (14/2/2019). (TRIBUN MANADO/ENRICO OLEY)

"Kamu tidak usah pikirkan, kami semua mau bicara sama Kemenkumham, mudah-mudahan besok sudah ada jawabannya," ujar Adry menirukan perkataannya yang lalu.

Rabu (13/2/2019), ia bersama pengurus HMI Manado bertemu pejabat Kemenkumham membahas permasalahan yang dialami Sajjad dan keluarganya.

Sementara rapat tersebut berlangsung, sekitar pukul 14.32, Andry mendapatkan kabar sahabatnya sekarat dan pada pukul 15.36 dinyatakan meninggal dunia.

Baca: Ini yang Dilakukan Sajjad Warga Afghanistan di Manado Sebelum Maut Menjemputnya

Baca: 2 Warga Afganistan di Rudenim Manado Lakukan Bakar Diri, Sajjad: Kami Bukan Pembuat Kriminal

Kabar baik yang Andry peroleh, Kemenkumham menjamin keluarga Sajjad, yakni Ali dan adik-adiknya agar bisa kembali kuliah dan bersekolah tapi dengan pengawasan khusus.

Adapun status keluarga mereka akan diputuskan di Jakarta.

Sebelum dimakamkan di pemakaman Muslim Malendeng, Manado, jenazah Sajjad dibawa ke Masjid Unsrat Manado.

Dari situ jenazah dibawa ke Masjid Ar Taqwa Malendeng lalu disalatkan di Masjid SIS Aldjufrie Malendeng.

BERITA POPULER:

Baca: Olly Curhat soal Bank SulutGo-BNI: Dari Etika Bisnis hingga Politik

Baca: Penemuan Mayat Wanita di Kompleks Rudis Wali Kota Manado Ternyata Istri Mantan Bupati Bolmong

Baca: Soal Puisi Doa yang Ditukar, Mahfud Anjurkan Fadli Zon Dilapor ke Mahkamah Kehormatan Dewan

Pemakaman Sajjad juga tak lepas dari kawalan sejumlah petugas dari Rudenim Manado dan polisi.

Sajjad membakar dirinya sebagai tindakan protes atas keputusan UNHCR, komisi PBB untuk pengungsi, yang menolak permohonannya agar dia dan keluarganya menjadi pengungsi.

Karena penolakan itu, otomatis statusnya menjadi imigran gelap. (*)

TONTON JUGA:

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved