Cerita Sajjad, Pemuda asal Afganistan di Rudenim Manado soal Aksinya Bakar Diri
Sajjad (24) pria asal Afghanistan yang jadi penghuni Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Manado menceritakan aksi protesnya hingga membakar diri.
Penulis: Aldi Ponge | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sajjad (24) pria asal Afghanistan yang jadi penghuni Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Manado menceritakan aksi protesnya hingga membakar diri.
"Selama ini PBB terlebih khusus UNHCR telah menginjak hak kami. Sebab selama 20 tahun ini mereka tidak pernah lanjuti janji mereka. Saya ingin bertanya kepada mereka. Kenapa? Ada apa?" ujarnya saat ditemui di RSUP Kandou pada Sabtu (9/2/2019).
Dia dan penghuni lainnya menggelar aksi protes untuk mendapatkan status sebagai pengungsi. Upaya bertahun-tahun itu tak kunjung dipenuhi PBB dan lembaga internasional lainnya.
"Dengan diperolehnya status pengungsi tersebut. Kami memiliki hak untuk dikirim ke Community House yang berada di Makassar atau Jakarta, sebelum dideportasi ke negara tujuan. Sehingga tidak merasa terpenjara di Rudenim Manado ini," bebernya
Baca: 2 Warga Afganistan Bakar Diri, Kepala Rudenim Manado: Status Mereka Immigratoir
Baca: 2 Warga Afganistan di Rudenim Manado Lakukan Bakar Diri, Sajjad: Kami Bukan Pembuat Kriminal
Baca: Kabar Terbaru 2 Bocah Bernama Tahanan PBB dan Tahanan PBB Dua di Rudenim Manado, Kisah Hidup Mereka
Baca: Warga Afganistan di Rudenim Manado Bakar Diri, Ini Kata Dosen Hukum Internasional Soal Status Mereka

Dia mengungkapkan semua aksi demonstrasi dan mogok makan beberapa tahun terakhir hanya untuk mendapatkan status sebagai pengungsi.
"Selama 9 Tahun kami di Rudenim, haknya kami selalu diambil. Bahkan kamar kami pernah dihancurin," jelas Sajjad.
Atas aksi protes tersebut, dia dan keluarganya didatangi petugas dan kepolisian.
"Kami bukan pelaku kriminal di Manado. Kami tidak pernah buat kekacauan di Kota Mando. Selama ini kami damai di sini," ucapnya.
"Mereka mau menangkap kami seperti orang pembuat kriminal. Kami hanya ingin hidup damai di Manado, kenapa mau ditahan seperti orang pembuat kriminal," tambahnya.
Ketika dia didatangi petugas Rudenim dan Polisi. Dia menyiram bensin ditubuhnya dan mengancam bakar diri jika ditangkap.
"Saya sudah bilang, jangan ada yang maju, di situ ada penjaga Rudenim dan Polisi. Namun ada satu Polisi yang maju dan mengatakan coba kalau kamu berani," bebernya.
Sajjad langsung menyalakan korek api, dan tubuhnya langsung terbakar.
"Paman saya Muhammad Rahim, saat itu berdiri di samping saya, saat saya memasang korek api, saya langsung tebakar. Ternyata paman saya juga ikut terbakar," tambahnya.
Kedua dilarikan ke RS RW Mongisidi lalu dirujuk ke RSUP Prof Kandou Manado untuk mendapatkan perawatan medis.
Aksi protes Sajjad tersebut, sebenarnya sudah dilakukan penghuni Rudenim Manado lainnya dalam beberapa tahun terakhir.