Inilah Pewaris Kekayaan Senilai Rp 205 Triliun yang Ditinggalkan Bos Sinar Mas Group
Perlu diketahui, Bos Sinar Mas Group Eka Tjipta Widjaja dinobatkan sebagai orang terkaya nomor 2 di Indonesia tahun 2018 oleh Forbes.
Inilah Pewaris Kekayaan Senilai Rp 205 Triliun yang Ditinggalkan Bos Sinar Mas Group
TRIBUNMANADO.CO.ID - Keluarga Eka Tjipta Widjaja, pendiri Sinar Mas Group, yang meninggal dunia, Sabtu (26/01/2019), diselimuti duka.
Taipan properti dan raja kertas itu meninggal dunia pukul 19:43 WIB malam tadi.
Baca: Hati-hati, Dishub Manado Bakal Derek Mobil yang Parkir Sembarangan
Baca: Jumlah Rumah yang Hanyut dan Rusak Berat Akibat Banjir di Jeneponto Sulsel
Baca: Kontu Sebut Penyebab E Tilang di Manado Belum Berfungsi, Masih Dilakukan Penyelarasan Peralatan
Baca: ISIS Klaim Pelaku Bom Gereja Katolik, Duterte : Kami akan Menghancurkan Para Penjahat tak Bertuhan
Baca: KPU Sulut Sasar Pendataan Pemilih di Rumah Sakit, Susun DPTb dan DPK
Kabar duka mengenai Eka Tjipta Widjaja yang meninggal dunia pun segera tersebar.
Eka Tjipta Widjaja memang tak lagi di garda depan dalam mengembangkan ratusan bisnisnya.
Dia jauh-jauh hari sudah memberikan kepercayaan semua bisnisnya kepada anak-anak dan cucu-cucunya.
Seperti dalam tulisan Kontan.co.id, beberapa tahun lalu, Sinar Mas mengelompokkan ratusan perusahaan ke dalam enam pilar utama bisnis.
Masing-masing pulp and paper, jasa keuangan, pengembang dan real estat serta agribisnis dan makanan.
Baca: Martha Tilaar: Anda Cantik Sekali, Rahayu Saraswati pun Tunjukkan Sikap Menyembah Sambil Ucap Ini!
Baca: Robby Dondokambey Sebut Jadi Berkat dan Teladan Bagi Jemaat dan Masyarakat

Dua lini bisnis lagi adalah telekomunikasi serta energi dan infrastruktur.
Anak tertua Eka Tjipta, yakni Teguh Ganda Widjaja memegang pulp and paper.
Franky O. Widjaja menggawangi agribisnis dan makanan.
Lantas, bisnis pengembang dan real estat dikendalikan Muktar Widjaja.
Kalau Indra Widjaja kebagian jasa keuangan.
Baca: UPDATE Terbaru Info SNMPTN 2019, Pengsisian PDSS Resmi Ditutup, Pendaftaran Mulai 4 Januari 2019!
Baca: Ferry Liando Katakan Dukungan Kepala Daerah Bukan Jaminan
Anak-anak mereka atau generasi ketiga sudah terlibat menjalankan bisnis bersama-sama.
Hanya bisnis energi dan infrastruktur yang langsung dipegang oleh generasi III.
Fuganto Widjaja, anak Indra Widjaja mengawal bisnis yang antara lain membawahi PT Golden Energy Mines Tbk dan PT Berau Coal Energy Tbk itu.
"Dipilih di antara generasi III. Pak Fuganto dianggap mampu dan bisa menjalankan," terang Gandi Sulistiyanto, Managing Director Sinar Mas Group.
Menjalankan bisnis berbarengan antara generasi II dan III bukan tanpa kendala.
Baca: Rocky Gerung Cuma Kritik Jokowi, Alasannya Ingin Prabowo Jadi Presiden
Baca: Hasil Pertandingan Liga Italia - Lazio vs Juventus, Skor 1-2, Penalti Ronaldo Menangkan Juve
Meskipun pertalian darah mengikat mereka.
Kendala biasanya muncul lantaran faktor latar belakang pendidikan dan komunikasi.
Gaya kepemimpinan generasi III yang berlatar belakang pendidikan di luar negeri, berbeda dengan generasi II.
Namun, klan Eka Tjipta Widjaja sudah sepakat dengan satu hal.
"Kalau sudah diputuskan oleh anak tertua, yang lain mengikuti, walaupun dalam diskusi ada perbedaan pendapat," kata Gandi.
Baca: Liliyana Natsir Diminta Cari Pasangan Hidup, Tidak Harus dari Manado
Baca: Lalui Tes Medis di Atletico Madrid, Alvaro Morata Sebut Real Madrid Masa Lalu
Perlu diketahui, Eka Tjipta Widjaja dinobatkan sebagai orang terkaya nomor 2 di Indonesia tahun 2018 oleh Forbes.
Eka disebutkan memiliki aset senilai Rp 205 Triliun.
Kisah hidup Eka Tjipta Widjaja
Taipan sukses ini mencapainya bukan tanpa perjuangan.
Tak banyak yang tahu masa lalu Eka Tjipta Widjaja yang memprihatinkan.
Baca: Mantan Asisten III Pemkab Minut Jalani Sidang Kasus Pengangkatan Sekdes Fiktif Jadi PNS
Baca: Vicky Lumentut: Saya Sengaja Pakai Baju Ini karena Manado Diberikan Predikat Kota Terkotor
Eka Tjipta Widjaja dan ibunya pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1932 saat ia berusia 9 tahun.
Mereka menyusul sang ayah yang sudah migrasi lebih dulu.
Ekonomi keluarganya sangat jauh dari kata layak.
Ayahnya terlibat utang pada rentenir dan tak mampu membayar bunga yang sangat tinggi.
Eka Tjipta Widjaja akhirnya tak bisa melanjutkan sekolah sehingga hanya punya ijazah SD.
Baca: 3 Tokoh Besar Masuk Lingkaran Kursi Panas Ketua Umum PSSI, Siapa Saja?
Baca: Pembangunan Lima Gedung di Boltim Terhenti, Satu di Antaranya dari Dana Pemprov Sulut
Ia bertekad untuk bisa membantu ayah dan ibunya.
Eka Tjipta Widjaja dan ayahnya mulai berjualan permen dan biskuit keliling Makassar.
Eka Tjipta Widjaja berjualan dari pintu ke pintu.
Menaiki sepeda, ia akan berhenti dan mengetuk pintu rumah calon pembeli tanpa kenal lelah.
Eka Tjipta Widjaja yang kala itu berusia 15 tahun ternyata bisa meringankan beban utang keluarganya dari hasil jualan biskuit dan permen.
Baca: 8 Kali Menang Beruntun, Ole Gunnar Solskjaer Belum Tentu Jadi Manajer Permanen Manchester United
Baca: Wali Kota Tomohon Jadi Pencatat Sipil Perkawinan 20 Pasang Suami Istri
Eka Tjipta Widjaja menabung sebagian keuntungannya untuk tambahan modal.
Tak puas dengan berjualan keliling, Eka membeli alat membuat kembang gula di rumah.
Dia mulai memproduksi sendiri kembang gulanya.
Pada masa penjajahan Jepang, Eka bekerja sama dengan CIAD (Corp Intendands Angkatan Darat) .
Dia menjual kopra pada mereka.
Baca: Jokowi Kuasai 93 Persen Kepala Daerah, Tumbelaka: Hanya PDIP yang All Out
Baca: FPI Minta Warga Buang Tabloid Indonesia Barokah
Namun, Jepang mengeluarkan kebijakan monopoli kopra dan bisnis Eka terhenti.
Eka Tjipta Widjaja kembali bangkrut.
Punya prinsip tak mau menyerah, Eka kembali menjajal bisnis baru.
Ia beralih ke usaha bahan-bahan keperluan makanan, bangunan, dan kebutuhan harian.
Tahun 1950 lagi-lagi usahanya terhenti karena dirampas saat peristiwa Permesta.
Baca: Bos Sinar Mas Ingin Dimakamkan Disamping Istri
Baca: Butet Menangis saat Pamit Pensiun
Saat usianya 37 tahun, Eka Tjipta pindah ke Surabaya.
Dia mencoba bisnis kebun kopi dan kebun karet di daerah Jember.
Eka Tjipta Widjaja mendirikan CV Sinar Mas dan mulai berbisnis membuat bubur kertas dari sisa-sisa pengolahan karet.
Seiring perkembangan bisnisnya, Eka mendirikan PT Tjiwi Kimia pada 1976.
Perusahaan ini bergerak di bidang bahan kimia.
Baca: Yenny: Muslimat NU Tak Lagi Diam, Deklarasikan Antihoaks-Tolak Fitnah
Baca: Ini Rencana Liliyana Natsir setelah Pensiun dari Bulutangkis
Pada tahun 1980, Eka bisa membeli 10 ribu hektar kebun kelapa sawit di Riau.
Tahun 1982, Eka Tjipta Widjaja membeli Bank International Indonesia (BII) yang dan memulai bisnis propertinya dengan nama Sinar Mas Group.
Hingga kini, Eka Tjipta Widjaja mungkin telah mengalami puluhan kali jatuh dan bangkit lagi.
Hasilnya, saat ini Eka Tjipta Widjaja ada di posisi dua sebagai orang terkaya di Indonesia.
Eka Tjipta Widjaja punya prinsip hidup jujur, bertanggung jawab, baik pada keluarga, pekerjaan dan lingkungan.
Baca: 9 Bulan Jadi Buronan Polres Minahasa, Brian Dibekuk di Luaan
Baca: Bupati Iskandar Kamaru Lepas Tim Sepak Bola Bolsel FC ke Turnamen Soeratin Cup
Eka Tjipta Widjaja juga tak suka berfoya-foya dan selalu berusaha hidup hemat.
Dari perjuangan Eka Tjipta Widjaja si pemilik Sinar Mas Group ini, kita bisa belajar bahwa sukses memang bukan suatu hal yang instan.
(*)
TONTON JUGA: