Opini
Mafia BBM, Wajah Sulawesi Utara Terganggu
Fenomena ini jelas bukan sekadar soal menunggu giliran mengisi bahan bakar. Ia sudah menjelma menjadi masalah serius.
Inilah wajah Sulut hari ini, terganggu, kusut, dan digerogoti oleh sebuah masalah yang sebenarnya bisa diatasi jika ditangani serius.
Sopir versus Tangan Gelap Mafia
Kondisi kian pelik ketika kita mendengar langsung keluhan para sopir truk. Mereka sudah muak. Hari ini, Senin 29 September 2025, ratusan sopir yang tergabung dalam Aliansi Dump Truck Sulut turun ke jalan.
Dari Bitung, Minut, Tomohon, Tondano, hingga Manado, mereka menggelar aksi besar-besaran, menuntut keadilan atas dugaan praktik mafia solar.
Keluh kesah mereka menggambarkan betapa parah situasi ini. Ada yang harus antre satu hari penuh hanya untuk sekadar mengisi solar. “Kapan bisa kerja kalau waktu habis di antrean?” begitu jerit seorang sopir dengan nada putus asa.
Lebih memilukan lagi, ada sopir yang mengaku barcode resmi miliknya tiba-tiba diblokir. Alasannya, kuota sudah habis, padahal truknya berhari-hari tidak pernah mengisi BBM di SPBU.
Dugaan kuat pun mencuat, ada “tangan-tangan gelap” yang bermain, bekerja sama dengan oknum SPBU, mengeruk keuntungan dari penderitaan rakyat kecil.
Apakah kita akan terus membiarkan mafia seperti ini merajalela? Jika iya, jangan kaget kalau kelak roda ekonomi kita benar-benar berhenti berputar.
Kuota, Distribusi, dan Mafia
Jika ditarik benang merah, ada tiga masalah besar yang membuat wajah Sulut terganggu:
Pertama, Kuota BBM terbatas.
Kebutuhan solar di Sulut jauh lebih besar dibanding pasokan yang datang. Kedua, distribusi yang tersendat.
BBM sering terlambat tiba di SPBU atau datang tidak sesuai dengan kebutuhan. Ketiga, Praktik mafia solar. Penimbunan, penyalahgunaan barcode, hingga permainan oknum di lapangan membuat distribusi subsidi menjadi kotor dan tidak tepat sasaran.
Tiga masalah ini ibarat simpul yang saling mengikat. Kuota terbatas membuka peluang permainan. Distribusi yang lemah memberi ruang bagi mafia. Dan mafia yang rakus memperparah semuanya.
Solusi Mendesak
Masalah ini tidak bisa diselesaikan dengan cara biasa. Dibutuhkan langkah konkret, cepat, dan tegas, diantaranya adalah Pemerintah pusat menambah kuota BBM untuk Sulut. Pertamina dan Kementerian ESDM harus segera turun tangan.
| Politik Hukum dari Dasar Kolam: Revitalisasi Sario dan Etika Kepemimpinan |
|
|---|
| William Shakespeare dan Chen Shou: Perspektif Sejarah Leluhur Minahasa Versi Weliam H Boseke |
|
|---|
| Kontroversi Dana Pemda Kabupaten Talaud Rp2,6 Triliun yang Mengendap di Bank |
|
|---|
| Membaca Ulang Kasus Prof Ellen Joan Kumaat, Rektor Bukan Kambing Hitam Proyek |
|
|---|
| Menguatkan Daerah Reseptif dan Risiko: Kunci Eliminasi Malaria Sulut Menuju SDGs 2030 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/Tulisan-opini-Mafia-BBM-Wajah-Sulut-Terganggu-Foto.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.