Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Info Kesehatan

Waspada Gonore, WHO Sebut Makin Kebal Obat dan Jumlah Kasus Meningkat

Namun paling mengejutkan, banyak kasus gonore kini yang tidak mempan ditangani dengan antibiotik. 

Editor: Alpen Martinus
Kolase Tribun Manado
PENYAKIT: Ilustrasi WHO, mereka mengingatkan meningkatnya gonore dan makin kebal terhadap obat. 

 Resistensi terhadap siprofloksasin bahkan tetap berada di angka 95 persen.

Negara-negara di kawasan Pasifik Barat, termasuk Filipina, Vietnam, Kamboja, dan Indonesia, melaporkan lebih dari setengah kasus gonore simptomatik pada pria.

Kelompok usia yang paling banyak terdampak adalah usia produktif dengan rata-rata 27 tahun.

Di dalam kelompok ini, 42 persen melaporkan memiliki banyak pasangan seksual dalam 30 hari terakhir dan 19 persen baru saja bepergian, memperkuat bukti bahwa mobilitas dan gaya hidup menjadi bagian dari risiko.

Transformasi Pengawasan: Genomik hingga Pengembangan Obat Baru

Di tengah meningkatnya resistensi, WHO memperluas pengawasan global melalui EGASP. 

Pada 2024, sebanyak 12 negara berkontribusi memberikan data pengawasan, meningkat drastis dari hanya empat negara pada 2022.

WHO juga memajukan pendekatan genomik, mengurutkan hampir 3.000 sampel dari delapan negara. 

Di Swedia, Pusat Kolaborasi WHO untuk AMR melakukan studi terhadap obat-obatan baru seperti zoliflodacin dan gepotidacin.

“WHO mengimbau semua negara untuk mengatasi peningkatan angka infeksi menular seksual (IMS) dan mengintegrasikan pengawasan gonore ke dalam program IMS nasional,” tambah Dr. Kasaeva.

Pentingnya Edukasi Seksual Aman untuk Milenial dan Gen Z
Lonjakan gonore resistan obat menyiratkan kebutuhan mendesak untuk memperbarui pendekatan edukasi seksual, terutama untuk generasi yang aktif secara digital dan sosial. 

Edukasi mengenai kondom, pemeriksaan rutin, hingga risiko penggunaan antibiotik sembarangan menjadi bagian penting dalam perlindungan diri.

Pakar kesehatan global juga menyoroti kesenjangan data dari perempuan dan lokasi ekstragenital sehingga risiko pada perempuan, yang sering kali tanpa gejala, perlu mendapatkan perhatian lebih besar dalam edukasi dan layanan kesehatan.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved