Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Info Kesehatan

Waspada Gonore, WHO Sebut Makin Kebal Obat dan Jumlah Kasus Meningkat

Namun paling mengejutkan, banyak kasus gonore kini yang tidak mempan ditangani dengan antibiotik. 

Editor: Alpen Martinus
Kolase Tribun Manado
PENYAKIT: Ilustrasi WHO, mereka mengingatkan meningkatnya gonore dan makin kebal terhadap obat. 

Ringkasan Berita:1.Namun paling mengejutkan, banyak kasus gonore kini yang tidak mempan ditangani dengan antibiotik. 
 
2.Temuan terbaru ini menjadi alarm serius, terutama bagi generasi muda yang menjadi kelompok dengan mobilitas tinggi dan pola hidup seksual yang dinamis.
 
3.JMenurut WHO, mobilitas yang tinggi, penggunaan antibiotik tanpa resep, dan hubungan seksual tanpa perlindungan menjadi faktor yang berkontribusi pada penyebaran strain gonore yang semakin kebal.

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus gonore belakangan meningkat jumlahnya secara global.

Namun paling mengejutkan, banyak kasus gonore kini yang tidak mempan ditangani dengan antibiotik. 

Gonore atau kencing nanah adalah suatu penyakit menular seksual yang dapat terjadi pada pria maupun wanita. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri bernama Neisseria Gonorrhoeae atau Gonococcus yang terbilang sangat menular. 

Baca juga: Pakar WHO Turun Tangan, Bongkar 5 Pemicu Utama Keracunan Makanan MBG: Dari Salmonella Hingga Kolera

Bakteri tersebut berbahaya karena dapat menyerang bagian dubur, serviks (leher rahim), uretra (saluran kencing dan sperma), mata, dan tenggorokan.

Itu merupakan pantauan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Organisasi Kesehatan Dunia (OKD), atau dalam bahasa Inggris World Health Organization (WHO), adalah salah satu badan PBB yang bertindak sebagai koordinator kesehatan umum internasional dan bermarkas di Jenewa, Swiss.

OKD didirikan oleh PBB pada 7 April 1948.

Direktur Jendral sekarang adalah Tedros Adhanom (menjabat mulai 1 Juli 2017). OKD mewarisi banyak mandat dan persediaan dari organisasi sebelumnya, Organisasi Kesehatan yang merupakan agensi dari LBB.

Temuan terbaru ini menjadi alarm serius, terutama bagi generasi muda yang menjadi kelompok dengan mobilitas tinggi dan pola hidup seksual yang dinamis.

Data ini dirilis bertepatan dengan Pekan Kesadaran Resistensi Antimikroba (AMR) Sedunia 2025, menekankan urgensi memperkuat deteksi dini, akses pengobatan, dan pengawasan berbasis laboratorium untuk infeksi menular seksual (IMS).

Gaya Hidup Seksual Modern dan Tantangan Baru
 
Berdasarkan laporan terbaru Program Pengawasan Antimikroba Gonokokal yang Ditingkatkan (EGASP), resistensi antibiotik untuk mengatasi gonore meningkat tajam dalam dua tahun terakhir. 

Tren ini tidak hanya menggambarkan tantangan medis, tetapi juga menunjukkan perubahan pola interaksi sosial dan seksual masyarakat.

Menurut WHO, mobilitas yang tinggi, penggunaan antibiotik tanpa resep, dan hubungan seksual tanpa perlindungan menjadi faktor yang berkontribusi pada penyebaran strain gonore yang semakin kebal.

“Upaya global ini penting untuk melacak, mencegah, dan merespons gonore yang resistan terhadap obat serta melindungi kesehatan masyarakat di seluruh dunia,” ujar Dr. Tereza Kasaeva, Direktur Departemen HIV, TB, Hepatitis, & IMS WHO dilansir, Rabu (19/11/2025)

Angka Resistensi Meningkat Tajam, Asia Termasuk yang Terdampak
Antara tahun 2022 dan 2024, resistensi terhadap dua antibiotik utama, seftriakson dan sefiksim, melonjak signifikan, masing-masing dari 0,8 persen menjadi 5 persen dan dari 1,7 persen menjadi 11 persen. 

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved