Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Profil Tokoh

Sosok Ray Rangkuti Sebut Soeharto Tak Layak Jadi Pahlawan Nasional: Eranya Terjadi Pelanggaran HAM

Menurut Ray Rangkuti, selama Soeharto menjadi Presiden, telah terjadi Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

Editor: Indry Panigoro
Kolase Tribunmanado.co.id/Tribun Jatim
BERKOMENTAR - Kolase foto Presiden Soeharto dan Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti dalam diskusi yang digelar Para Syndicate di Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (12/6/2023). 

Ringkasan Berita:
  • Aktivis 1998 Ray Rangkuti menyebut Soeharto tak layak mendapat gelar Pahlawan Nasional.
  • Ray Rangkuti adalah pengamat politik.
  • Pada Rabu (5/11/2025), Ray Rangkuti menyoroti soal Presiden ke-2 RI Soeharto yang diusul dapat gelar Pahlawan Nasional.

TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut ini adalah sosok Ray Rangkuti.

Nama Ray Rangkuti saat ini sedang menjadi sorotan usai dirinya menyebut Soeharto tak layak mendapat gelar Pahlawan Nasional.

Ray Rangkuti adalah Pengamat Politik Direktur Eksekutif Lingkar Madani.

Pengamat politik adalah seseorang yang menganalisis dan mengobservasi fenomena serta gejala politik untuk memberikan pandangan, analisis, dan solusi terhadap suatu isu politik.

Mereka biasanya memiliki latar belakang ilmu politik atau hubungan internasional dan seringkali tampil di media massa untuk memberikan komentar atau opini mereka.

Ray Rangkuti baru-baru ini menyoroti soal Presiden ke-2 RI Soeharto yang diusul dapat gelar Pahlawan Nasional.

Pahlawan Nasional adalah gelar kehormatan tertinggi yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia kepada warga negara yang berjasa luar biasa dalam memperjuangkan kemerdekaan, mempertahankan negara, atau memberikan kontribusi besar bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara.

Gelar ini diberikan kepada mereka yang gugur atau meninggal dunia dan memiliki integritas moral serta jiwa kepahlawanan yang tinggi. 

Salah satu nama yang menuai kontroversi dan perdebatan adalah Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto

Usulan ini sontak memicu reaksi beragam, baik pro maupun kontra, dari berbagai kalangan, termasuk para sejarawan dan tokoh politik.

Menurut Ray Rangkuti, selama Soeharto menjadi Presiden, telah terjadi Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

"Apa ya yang dimaksud berdamai dengan sejarah itu?"

"Apakah maksudnya menjadikan seorang yang pernah disebut di dalam TAP MPR sebagai orang yang harus diselidiki dugaan KKN-nya selama menjabat sebagai pahlawan?"

"Menjadikan seseorang yang di eranya sedang berkuasa, begitu banyak terjadi pelanggaran HAM sebagai pahlawan," kata Ray Rangkuti, Rabu (5/11/2025), dikutip SURYA.CO.ID dari Tribunnews.com.

Saat Soeharto menjabat presiden, menurutnya, terjadi otoritarianisme selama puluhan tahun, dan tidak ada sistem demokrasi.

Sumber: TribunStyle.com
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved