Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Profil Tokoh

Sosok Jenderal Maruli Simanjuntak, KSAD TNI yang Sempat Dimarahi Provos karena Pakai Sandal Jepit

Sebelum menjadi sosok berpengaruh di TNI, siapa sangka ternyata Jenderal Maruli Simanjuntak pernah dimarahi Provost.

Editor: Indry Panigoro
(Brigade Podcast Kompas.com)
KSAD TNI - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak membagikan pengalaman hidupnya dalam Brigade Podcast yang tayang di Youtube Kompas.com, Sabtu (21/12/2024). 

Ringkasan Berita:
  • Baru terungkap ternyata KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak pernah dimarahi Provost TNI saat mendaftar menjadi anggota TNI AD
  • Maruli Simanjuntak dimarahi Provost TNI karena ia hanya memakai sandal jepit saat mendaftar TNI.
  • Momen ini sudah terjadi lama, namun terus ia ingat hingga saat ini.

TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut ini adalah sosok Jenderal Maruli Simanjuntak.

Jenderal Maruli Simanjuntak adalah Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).

Tugas KSAD adalah memimpin TNI Angkatan Darat dalam pembinaan kekuatan dan kesiapan operasional, membantu Panglima TNI dalam menyusun kebijakan pengembangan postur dan strategi, serta membantu Panglima dalam penggunaan komponen pertahanan negara sesuai kebutuhan Angkatan Darat. 

Sebelum menjadi sosok berpengaruh di TNI, siapa sangka ternyata Jenderal Maruli Simanjuntak pernah dimarahi Provost.

Provost (biasanya diucapkan "provo" dalam konteks ini ) adalah polisi militer (MP) yang tugasnya hanya melakukan pemolisian di dalam angkatan bersenjata suatu negara, berbeda dengan tugas gendarmerie di dalam penduduk sipil.

Penyebabnya karena ia memakai sandal jepit saat mendaftar jadi TNI.

Saat mendaftar TNI, menantu dari Luhut Binsar Pandjaitan tersebut mengira bahwa dirinya hanya menaruh persayaratan pendaftaran.

Menurut Maruli, kejadian itu terjadi karena ketidaktahuannya tentang prosedur pendaftaran pada saat itu.

"Saya daftar (TNI), saya pikir hanya nge-drop persyaratan, ya udah pakai sandal saja," kata Maruli, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Senin (27/10/2025).

"Ternyata dimarahin sama Provost, dibilangin 'kenapa ke kantor pakai sandal?'" imbuhnya.

Jenderal bintang empat ini menjelaskan bahwa pada masa itu informasi mengenai prosedur pendaftaran TNI masih terbatas dibandingkan sekarang. Saat ini, kata Maruli, calon pendaftar bisa dengan mudah mendapatkan informasi sebelum mendaftar.

Maruli juga menekankan bahwa latar belakang keluarga TNI bukanlah syarat untuk bergabung. Ia sendiri bukan berasal dari keluarga militer; ayahnya adalah guru, sedangkan ibunya seorang perawat.

"Saya mengalami sendiri kok saya mendaftar tentara. Saya tidak tahu siapa-siapa. Bapak saya guru, ibu saya perawat," ujarnya.

"Teman-teman saya juga banyak yang dari kampung-kampung masuk sampai Akademi Militer," tambahnya.

Jenderal Maruli meminta calon prajurit untuk tidak takut bersaing dengan mereka yang memiliki latar belakang keluarga militer. Ia menegaskan, untuk menjadi anggota TNI AD tidak perlu orang dalam dan tidak perlu membayar.

Sumber: Bangka Pos
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved