Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Israel

Nasib Benyamin Netanyahu Sebagi Perdana Menteri Israel, Simak Hasil Survei Makin Redup

Jajak pendapat terbaru yang dirilis oleh media lokal Israel Channel 12 menunjukkan bahwa mayoritas warga Israel tidak menginginkan Netanyahu

Editor: Alpen Martinus
Tangkapan Youtube United Nations dan 联合国
NASIB - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu saat berpidato di podium Sidang PBB, di New York, Amerika Serikat. Nasib Benjamin Netanyahu sebagai perdana menteri Israel 

Salah satu penyebab utama adalah serangkaian kasus korupsi yang menjeratnya.

Netanyahu belakangan diketahui tengah menghadapi tuduhan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan dalam beberapa skandal yang melibatkan pemberian hadiah mewah dan kesepakatan dengan media besar.

Selain skandal hukum, Netanyahu juga dinilai gagal mengelola berbagai krisis besar yang melanda Israel.

Pada masa pandemi COVID-19, pemerintahannya sempat mendapat pujian, namun kemudian menuai kritik karena kebijakan yang tidak konsisten dan dianggap lebih politis daripada berbasis sains.

Krisis kepercayaan itu diperparah oleh reformasi peradilan kontroversial yang digagas Netanyahu bersama koalisinya.

Kebijakan tersebut dituduh melemahkan lembaga kehakiman dan mengancam demokrasi Israel, memicu protes besar-besaran di berbagai kota.

“Banyak warga melihat Netanyahu lebih mementingkan kelangsungan kekuasaannya daripada kepentingan negara,” ujar seorang analis politik Israel kepada Channel 12.

Lebih lanjut penurunan popularitas juga dipengaruhi oleh kegagalan Netanyahu dalam menangani isu keamanan nasional, terutama sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Serangan itu menewaskan setidaknya ratusan warga dan mengguncang sistem pertahanan Israel

Netanyahu dikritik karena gagal mengantisipasi ancaman dan dianggap bertanggung jawab atas kelalaian intelijen.

Perpecahan di dalam pemerintahan semakin tajam ketika sejumlah menteri, termasuk Menteri Pertahanan, berbeda pandangan soal strategi menghadapi Hamas dan pembebasan sandera.

Situasi ini lantas menimbulkan kesan bahwa koalisi pemerintahan Netanyahu sedang retak dari dalam.

Kebijakan luar negeri Netanyahu juga menuai kritik tajam, terutama dari sekutu tradisional seperti Amerika Serikat.

Keputusan Israel yang dianggap terlalu keras dalam konflik Gaza membuat hubungan diplomatik dengan Washington menegang.

Beberapa diplomat menilai Netanyahu telah kehilangan kemampuan untuk menjaga keseimbangan antara keamanan nasional dan tekanan global.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved