Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Israel

Bursa Saham Israel Anjlok, Nilai Uang Shekel Merosot, Pengamat: Netanyahu Terancam Isolasi Global

Visi Netanyahu tentang Israel sebagai “Super Sparta” – negara militeristik yang mandiri secara ekonomi dan diplomatik – malah memicu kepanikan pasar.

|
Editor: Rizali Posumah
Facebook PM Israel
BENJAMIN NETANYAHU - Foto diambil dari Facebook PM Israel pada Rabu (13/8/2025). Di bawah kepemimpinan Benjamin Netanyahu, Israel mengalami berbagai masalah yang mengguncang ekonominya. Bursa saham anjlok dan nilai mata uang shekel merosot tajam. 

Ringkasan Berita:
  • Visi Netanyahu tentang Israel sebagai Super Sparta negara militeristik yang mandiri secara ekonomi dan diplomatik memicu kepanikan pasar.
  • Bursa saham anjlok dan nilai mata uang shekel merosot tajam.
  • Gencatan senjata di Gaza yang disebut sebagai kemenangan, justru membuat posisi Netanyahu semakin terpojok, baik di dalam negeri maupun di mata dunia.

 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Di bawah kepemimpinan Benjamin Netanyahu, Israel mengalami berbagai masalah yang mengguncang ekonomi negara dengan ideologi zionis itu. 

Menurut Al Jazeera, visi Netanyahu tentang Israel sebagai “Super Sparta” – negara militeristik yang mandiri secara ekonomi dan diplomatik – malah memicu kepanikan pasar.

Bursa saham anjlok dan nilai mata uang shekel merosot tajam. Meskipun menguat lagi pada Oktober 2025 pasca gencatan senjata dengan Hamas namun sikap Netayahu tetap dikhawatirkan akan berdampak jangka panjang bagi Israel.

Forum Bisnis Israel bahkan menolak visi Sparta itu dengan tegas.

“Kami bukan Sparta," ungkap Forum Bisnis Israel.

Belum lagi tekanan politik dan hukum yang dihadapi Netanyahu disebut sebagai yang terbesar sepanjang kariernya. 

Gencatan senjata di Gaza yang ia sebut sebagai kemenangan, justru membuat posisinya semakin terpojok, baik di dalam negeri maupun di mata dunia.

Al Jazeera melaporkan, para pengamat menilai Netanyahu memanfaatkan perang berkepanjangan di Gaza untuk mengalihkan perhatian publik dari berbagai kasus yang membelitnya.

Termasuk di antaranya dugaan korupsi dan ancaman hukuman dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

Berakhirnya perang berarti berakhir pula tameng politiknya.

Sejak dua tahun terakhir, pembunuhan lebih dari 67.000 warga Palestina oleh militer Israel dan krisis kemanusiaan di Gaza telah memicu kecaman global.

Banyak pihak melihat Netanyahu sebagai wajah dari kebijakan keras Israel.

Masalah Hukum

Pada November 2024, ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan internasional terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang di Gaza.

Di sisi lain, Mahkamah Internasional (ICJ) masih menyidangkan tuduhan genosida terhadap Israel.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved