Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

China

Dokter di China Lakukan Operasi Paru-paru Babi ke Tubuh Manusia, Ini Hasilnya

Mereka menanamkan paru-paru babi yang telah dimodifikasi genetik ke tubuh seorang pria dengan kondisi mati otak.

Editor: Alpen Martinus
yodiyim
PARU: Ilustrasi paru-paru manusai.Dokter di China lakukan percobaan tanam paru-paru babi ke pasien mati otak. 

Angka itu terus meningkat, tetapi masih jauh dari cukup untuk memenuhi panjangnya daftar tunggu pasien.

Namun, meski hasil di China menjanjikan, para ahli menegaskan masih banyak kendala.

Setelah 24 jam, paru-paru mulai menunjukkan tanda-tanda peradangan dan penumpukan cairan.

Pada hari-hari berikutnya kerusakan semakin terlihat, meski pasien menerima obat penekan imun.

Proses penanaman paru-paru babi ke tubuh manusia

Dokter He dan timnya menanamkan paru-paru kiri dari babi Bama Xiang yang telah dimodifikasi genetik ke tubuh seorang pria berusia 39 tahun yang dinyatakan mati otak akibat pendarahan hebat.

Babi donor dipilih karena ukurannya mirip organ manusia, sementara genetikanya disunting menggunakan teknologi CRISPR.

Tiga gen pemicu reaksi imun dihapus, lalu diganti dengan tiga gen manusia yang berfungsi mengendalikan pembekuan darah dan sistem kekebalan.

Paru-paru tersebut kemudian dihubungkan ke saluran pernapasan dan pembuluh darah pasien dengan teknik transplantasi standar.

Satu paru-paru asli tetap dibiarkan utuh agar kondisi penerima stabil, sekaligus memungkinkan pengumpulan data secara aman.

Begitu aliran darah kembali mengalir, paru-paru babi langsung berfungsi dengan baik dan mampu bertukar gas.

Hasil pengukuran dari vena paru-paru menunjukkan kadar oksigen sehat, menandakan organ itu bisa menjalankan fungsi dasarnya.

Namun, masalah serius muncul 24 jam setelah operasi. Paru-paru mengalami pembengkakan berisi cairan, kondisi yang dikenal sebagai disfungsi cangkok primer, cedera dini yang sering terjadi pada transplantasi paru-paru.

Pada hari ketiga hingga keenam, hasil pemeriksaan menunjukkan antibodi mulai menyerang jaringan dan memicu kerusakan.

Meski pada hari kesembilan sempat terlihat tanda-tanda perbaikan, tim akhirnya menghentikan percobaan dan mengangkat paru-paru untuk diteliti lebih lanjut.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved