Internasional
Demi Kesehatan Mental, Anak di Bawah 15 Tahun di Denmark Bakal Dilarang Main Medsos
Denmark berencana melarang anak di bawah 15 tahun memiliki akun media sosial demi kesehatan mental.
Pemimpin partai kiri-tengah itu mengatakan, pemerintah Australia ingin anak-anak benar-benar memiliki pengalaman nyata dengan orang-orang yang nyata.
"Karena kami tahu bahwa media sosial menyebabkan kerusakan sosial. Ini adalah momok. Kami tahu bahwa ada konsekuensi kesehatan mental atas apa yang harus dihadapi oleh banyak anak muda,” katanya kepada lembaga penyiaran nasional ABC.
Pemimpin oposisi konservatif Australia Peter Dutton menyatakan juga mendukung batas usia yang diusulkan Pemerintah.
“Setiap hari penundaan membuat anak-anak muda rentan terhadap bahaya media sosial dan sudah waktunya untuk mengandalkan perusahaan teknologi untuk menegakkan batas usia,” katanya.
Dampak Media Sosial dalam Kehidupan Generasi Muda
Dosen Fisipol Unhas, Aswar Hasan, mengungkap soal dampak media sosial dalam kehidupan generasi muda.
Melalui rubrik "Opini Aswar Hasan" ia mengungkap, secara umum hanya sekitar 10-15 persen isi pesan media sosial yang bersileweran di sekitar kita mengandung nilai edukasi atau tutorial.
Artinya, ada setidaknya 85-90 persen isi pesan di medsos masuk dalam kategori tidak mendidik yang banyak kita konsumsi itu.
Dengan komposisi konten seperti itu, maka menjadi sangat penting bagi kita agar lebih bijak dalam menggunakan medsos, terutama bagi generasi muda kita atau generasi alpha yang berusia di bawah 15 tahun atau yang lahir sekitar 2010 hingga 2024.
Mereka adalah generasi muda yang ditandai dengan ciri: a) sangat terhubung dengan teknologi dan terpapar layar digital sejak dini serta sangat terbiasa dengan perangkat elektronik seperti smartphone, tablet, dan komputer.
Setidaknya terdapat lima dampak negatif dari medsos terhadap kehidupan mereka, yaitu;
Pertama, berdasarkan survei UNICEF (2020) menunjukkan bahwa satu dari lima anak mengalami tekanan mental akibat medsos di Indonesia.
Kasus kecemasan, depresi, dan gangguan kesehatan mental pada anak-anak dan remaja meningkat pesat.
Medsos terindikasi sebagai salah satu penyebab utama, dengan faktor utama adalah cyberbullying (bahwa anak-anak sering menjadi korban perundungan digital) dan perbandingan sosial: anak-anak merasa minder atau tidak percaya diri karena membandingkan diri dengan kehidupan "sempurna" yang mereka lihat di media sosial.
Fenomena kedua ini juga erat dengan istilah FOMO (fear of missing out), yakni melihat orang lain beraktivitas atau memiliki pengalaman sosial yang menyenangkan di medsos yang dapat menyebabkan perasaan ketinggalan atau terisolasi, yang memperburuk kesejahteraan emosional anak.
Kedua, terjadi penurunan prestasi akademik sebagai akibat dari tren anak-anak yang semakin banyak menghabiskan waktu di medsos, sehingga waktu belajar berkurang.
| Merek Inhaler Herbal Asal Thailand yang Ditarik dari Pasaran, Ada Kontaminasi Mikroba Berbahaya |
|
|---|
| Daftar Negara yang Masih Mengalami Krisis Kelaparan, Kongo Capai 23,4 Juta Jiwa |
|
|---|
| Kabar Duka, Penyanyi Brett James Tewas Bersama Istri dan Anak Alami Kecelakaan Pesawat |
|
|---|
| Daftar Nepo Kids Nepal yang Bikin Warga Marah, Jadi Salah Satu Penyebab Demonstrasi Besar-besaran |
|
|---|
| Sosok Charlie Kirk, Loyalis Presiden Donald Trump Tewas Ditembak di Utah |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/Denmark-Bakal-Melaran-Anak-di-Bawah-Usia-15-Tahun-Memiliki-Akun-Medsos.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.