Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Guru

Nasib Ahmad Zuhdi Guru di Madin Karanganyar yang Tampar Siswa Lantaran Dilempari Sandal, Kena Denda

Menurut informasi yang beredar, keluarga siswa meminta kompensasi berupa uang damai sebesar Rp25 juta kepada pihak Zuhdi

Editor: Alpen Martinus
KOMPAS.COM/NUR ZAIDI
DENDA - Ahmad Zuhdi (tengah), guru madrasah yang didenda Rp 25 juta usia tampar murid, saat memberikan keterangan di Mushola lingkungan Madin Desa Jatirejo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jumat (18/7/2025) Ini sebab ia menampar seorang siswa. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Saat ini, guru tidak bisa berbuat banyak untuk menghukum siswa yang berbuat onar.

Berbuat berlebihan sedikit saja, bisa berkahir diperkara hukum.

Seperti yang dialami oleh Ahmad Zuhdi (63), seorang guru Madrasah Diniyah (Madin) Roudhotul Mutaalimin yang terletak di Desa Jatirejo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Baca juga: Daftar Jumlah Guru SD Negeri di Sulawesi Utara pada 2024/2025, Paling Banyak di Bolmong

Ia harus menanggung denda lantaran menampar seorang siswa.

Padahal ia melakukan itu lantaran ada siswa yang berbuat onar saat ia mengajar.

Akhirnya ia harus menanggung akibat perbuatannya tersebut.

Peristiwa yang terjadi tersebut menyeret nama Zuhdi dalam kasus dugaan penamparan terhadap murid, yang kemudian berbuntut pada permintaan uang damai dari pihak keluarga korban.

Menurut informasi yang beredar, keluarga siswa meminta kompensasi berupa uang damai sebesar Rp25 juta kepada pihak Zuhdi.

Kondisi ini menjadi ironi tersendiri mengingat penghasilan Zuhdi sebagai seorang guru di madrasah tersebut sangat terbatas dan jauh dari kata layak.

Selama lebih dari tiga dekade mengabdi sebagai pengajar di lembaga tersebut, Zuhdi hanya menerima gaji sebesar Rp450.000 yang bahkan tidak dibayarkan setiap bulan.

"Gajinya empat bulan sekali itu Rp450.000, ada masalah pasti sedih. Tapi bagaimana lagi," ujar Zuhdi dengan nada pasrah dalam konferensi pers yang digelar di Mushola Desa Jatirejo pada Jumat (18/7/2025) sore.

Zuhdi mengungkapkan bahwa ia tidak hanya merasa sedih atas insiden tersebut, tetapi juga terbebani oleh ketidakmampuan ekonomi yang ia alami selama bertahun-tahun.

Kejadian yang memicu kasus ini terjadi pada Rabu (30/4/2025), saat Zuhdi tengah mengajar di ruang kelas 5 seperti biasa.

Tanpa diduga, sebuah sandal tiba-tiba melayang ke arahnya dan mengenai tubuhnya, bahkan membuat peci yang ia kenakan ikut terlempar.

Merasa terganggu dan ingin mengetahui siapa pelaku, Zuhdi kemudian bertanya kepada para murid tentang siapa yang melempar sandal tersebut.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved